MAJALAH ICT – Jakarta. Sempat dikabarkan terpental dari seleksi lisensi telekomunikasi di Myanmar, ternyata dari kabar terbaru didapat informasi bahwa Telkom lolos babak prakualifikasi. Namun, ada hal yang unik dari daftar yang didapat, ternyata Telkom menggandeng perusahaan lokal dalam tender ini, yaitu Myanmar Communication Network.
Yang menarik lainnya juga adalah ternyata Vodafone juga berkolaborasi dengan China Mobile. Kemudian juga Singtel dengan KBZ dan M-Tel. Dari daftar, ada 22 peserta yang lolos ke babak selanjutnya. Dan pesertanya, cukup berasal asalnya, bukan cuma Asia saja.
Berikut ini daftar operator yang siap bersaing ke babak berikutnya di negeri seribu Pagoda untuk memperebutkan dua lisensi nasional operator telekomunikasi di sana:
- Vodafone / China Mobile.
- Digicel / Quantum Strategic Partners / Yoma Strategic.
- IG Group / MTI.
- MTN Consortium.
- STT / Bewell / Frontier Communications.
- China Telecom.
- ACO Investment Group.
- Asia Megalink (local).
- CP Group / True / Thana Telecom.
- SingTel / KBZ (local) / M-Tel.
- Telkom Indonesia / Myanmar Communication Network (local).
- Axiata.
- Telenor.
- Viettel.
- KDDI / Sumitomo / A1 (local) / Myanmar ICT Development Corporation.
- Orange / Marubeni.
- Orascom / EPIC.
- Airtel.
- First Pacific.
- SK Telecoms / Red Link.
- Millicom.
- Qatar Telecom / Ooredoo
Informasi tidak masuknya Telkom lolos dalam prakualifikasi, sama dengan informasi ketika Telkom yang juga sempat dikabarkan tidak menyampaikan dokumen ketertarikan mengikuti tender, yang kemudian ternyata masuk, tambah lagi waktunya juga diperpanjang. Dan bulan lalu, serombongan BUMN, termasuk Direksi Telkom, beserta Menko Perekonomian dan juga Meneg BUMN mengunjungi Myanmar dan bertemu pejabat-pejabat di negeri itu.
Direktur Utama PT Telekomunikasi Indonesia Arief Yahya merasa yakin bahwa Telkom akan menjadi salah satu pemenang tender lisensi telekomunikasi yang sedang dalam proses di Myanmar. Meskipun tender diikuti oeprator-operator besar dunia, yang disebut hingga hampir 91 perusahaan, Arief meyakinkan bahwa Telkom bukanlah operator sembarang dan punya keunggulan dibanding lainnya.
"Telkom merupakan salah satu operator terbesar di dunia, di urutan keenam. Pelanggan kita sudah di atas 100 juta," tanda Arief. Sehingga, reputasi Telkom bisa dibandingkan dengan operator Singapura atau Malaysia. Hanya memang, jika dibanding China dengan penduduk 1,3 milyar, Telkom masih kalah dalam jumlah penggunanya.
Meski begitu, langkah Telkom untuk mendapatkan lisensi di Myanmar, tentu tidak dapat dibilang mudah. Persaingan ternyata begitu ketat. Pasalnya, seperti dberitakan Wall Street Journal, pemain kelas dunia lain seperti China Mobile dan Vodafone juga turut serta memperebutkan lisensi.
Bahkan bukan hanya dua operator itu saja yang ikut tender untuk dua lisensi di "Negeri Seribu Pagoda" tersebut. Belasan oprator lain juga beradu nasib di sana, termasuk operator-operator yang didukung secara finansial oleh George Soros. Seperti, Yoma Strategic Holding Singapura dan Digicel Group Ltd. Jamaika yang berafiliasi juga dengan perusahaan investasi pertama di Myanmar.
Dari kubu Telkom sendiri, disebutkan bahwa jika Telkom menang dalam seleksi di sana, maka nilai investasi di Myanmar bisa mencapai 2 miliar dolar AS atau setara dengan Rp. 19 triliun. Menurut Presiden Direktur Telkom, Arief Yahya , nilai investasi tersebut tidak sulit bagi Telkom mengingat belanja modal (capital expenditure/capex) di Indonesia sudah mencapai 2 miliar dolar AS per tahun. "Sumber pendanaan sudah siap dan tidak akan mengganggu capex dalam negeri," ujarnya. Ditambahkan, kesiapan itu dikarenakan Telkom sudah memiliki ketersediaan dana sebesar 1 miliar dolar AS dimana dengan dana sejumlah itu, Telkom bisa mendapatkan pinjaman bank hingga 3 miliar dolar AS.
Selain siapnya pendanaan, Telkom juga mengaku siap ebrsaing dengan operator incumbent di sana, yaitu MPT dan Yatanarpon. Sehingga diharapkan, kehadiran Telkom dapat menurunkan tarif operator telepon jika memenangkan tender tersebut. "Kalau kita dapat lisensi, harga akan menuju wajar. Sebab harga kartu perdana untuk telpon genggam di Myanmar mencapai 200 dolar AS atau hampir dua juta rupiah. Harga wajar di Myanmar bisa dicapai empat sampai lima tahun," tegas Arief.
Sementara itu, Pemerintah Myanmar melalu Kementerian Komunikasi dan Teknologi Informasi menetapkan bahwa tanggal 4 April adalah batas penyerahan dokumen pra kualifikasi tender penyediaan layanan telekomunikasi di Myanmar, yang akan diberikan pada 2 operator.
Berkenaan dengan rencana PT Telkom untuk bertarung memperebutkan lisensi telekomunikasi di Myanmar, Menko Perekonomian Hatta Rajasa mengatakan Indonesia akan berinvestasi di Myanmar dalam bidang mineral, energi, komunikasi, dan pertanian. "Dari satu bidang telekomunikasi melalui PT Telkom, diprediksi nilai investasi Indonesia akan menyentuh miliaran dolar AS. Kalau Telkom menang tender, bisa miliaran dolar karena ini green field, jadi membangun dari hulu hingga hilirnya," harap Hatta dari Myanmar.
Hatta sendiri mengunjungi Myanmar bersama sejumlah delegasi BUMN Indonesia. Hatta menyatakan PT Telkom siap berinvestasi di bidang telekomunikasi Myanmar. Investasi di Myanmar dinilai memiliki potensi besar. Di Myanmar, Hatta bersama rombongan bertemu dengan Presiden Myanmar, Thein Sein di Istana Kepresidenan Myanmar.
Langkah PT Telkom untuk dapat memenangkan persaingan mendapatkan ijin penyelenggaraan telekomunikasi di Myanmar, tidak dapat dibilang mudah. Pasalnya, hingga penutupan Expression of Interest (Penyataan Ketertarikan), ada 90 entitas lain yang berminat untuk menjadi operator telekomunikasi di Myanmar. Entitas yang tertarik ternyata dari seluruh belahan dunia, seperti Asia, Timur Tengah, Eropa, Amerika Utara, Ameria Latin dan Afrika.
Setelah tahap pertama dari proses lelang ijin telekomunikasi di Myanmar di mulai, tahap kedua dari proses pemberian lisensi adalah tahap prakualifikasi. "Tahap prakualifikasi kini telah dimulai. Tujuan dari tahap ini adalah untuk mengidentifikasi peminat, baik entitas tunggal atau konsorsium, yang memenuhi seperangkat persyaratan dasar yang menunjukkan bahwa mereka memiliki sumber daya yang diperlukan, kekuatan keuangan, keahlian operasional dan pengalaman untuk merancang, melaksanakan dan mengoperasikan jaringan telekomunikasi publik di Myanmar," jelas Tim Seleksi dalam dokumen seleksi yang didapat MAJALAH ICT.
Dalam dokumen rinci mengenai aturan prakualifikasi, peminat dapat mengajukan pertanyaan tertulis hingga 7 Maret 2013. "Dokumen prakualifikasi harus disampaikan selambat-lambatnya tanggal 4 April 2013 Pukul 15:00," demikian bunyi di dalam dokumen.
Setelah tahap kedua, operator yang lolos seleksi akan memasuki tahap ketiga. Pada tahap ketiga dari proses penghargaan lisensi, dua peminat yang lolos prakualifikasi akan dipilih dengan menggunakan metode evaluasi komparatif, yang akan mengarah pada pemberian dua lisensi telekomunikasi nasional. Seluruh proses dijadwalkan selesai pada 27 Juni 2013.