Search
Senin 29 April 2024
  • :
  • :

Bagaimana Tren Teknologi 2022 Berdampak pada Tahun 2023 yang Bergejolak?

MAJALAH ICT – Jakarta. Seberapa sering pembuat prediksi dimintai pertanggungjawabannya tentang ramalan mereka? Baik di bidang olahraga maupun keuangan—atau sebagai analis industri yang berperan sebagai Nostradamus dengan proyeksi tingkat pertumbuhannya—kita terlalu sering menulis demi klik dan berlalu begitu saja tanpa dimintai pertanggungjawaban. Hari ini, mari berubah. Saya selaku pakar teknologi akan memberikan laporan pertanggungjawaban atas prediksi saya tahun lalu, dan memberikan gambaran tentang apa yang menunggu pada 2023. Ada beberapa prediksi saya yang tepat, beberapa yang meleset, dan beberapa yang… silakan Anda nilai sendiri.

Berikut sebagian prediksi saya dari tahun lalu:
• Automasi menggerus lapangan pekerjaan? Tidak juga! Pelajaran utama yang bisa dipetik dari tahun lalu: pekerja memerlukan tujuan. Memang mengesalkan bahwa perlu ada pandemi global untuk menyadarkan dunia agar fokus pada pengalaman karyawan, tapi akhirnya kita sampai di titik ini. Kombinasi manusia + teknologi menghasilkan pengalaman terbaik, sehingga karyawan dapat fokus mengerjakan yang terpenting bagi mereka dan para pelanggan. Perusahaan diperkirakan menghabiskan lebih dari $2 miliar untuk automasi cerdas pada 2022 saat perlambatan ekonomi sekalipun, dan sebagaimana tercatat oleh sejarah, inilah yang terjadi saat tidak ada cukup karyawan untuk mengisi kekosongan posisi.

Hasil prediksi: TEPAT
• Yuk janjian di dunia realitas campuran. Oke, karena ingin terlihat trendi, saya terlalu gegabah meramalkan yang satu ini. Realitas virtual (virtual reality/VR), realitas tertambah (augmented reality/AR), dan realitas campuran (mixed reality/MR) memang sudah mengalami kemajuan teknologi selama dua belas bulan terakhir, tetapi pada saat ini Metaverse masih jauh dari penemuan terbesar sejak alamat IP. Serupa halnya dengan cara perusahaan butuh waktu dalam menerapkan teknologi AI untuk masalah dunia nyata, dunia korporat juga masih perlu waktu untuk menyatu dengan dunia virtual, walaupun teknologi ini akan terus berkembang pada sisi konsumen tahun ini.

Hasil prediksi: MELESET JAUH
• Blockchain tidak hanya akan digunakan untuk gambar monyet yang buram. Wow. Prediksi saya tepat dalam hal ini, dan juga agak tepat dalam artian lain. Saya meramalkan bahwa pasar NFT akan merosot tahun lalu, dan seperti halnya semua tren sementara teknologi baru, harga rata-rata jatuh bebas hingga 92% sejak Mei 2022. Pada saat bersamaan, seiring bertiupnya angin haluan perekonomian global, nilai mayoritas mata uang kripto anjlok. Terjadilah skandal FTX—yang masih berlangsung saat saya menulis ini—yang bersama dengan menurunnya investasi secara umum, berujung pada melambatnya penggunaan blockchain di luar kripto.

Hasil prediksi: AGAK TEPAT
• AI akan digunakan secara luas dalam automasi generasi selanjutnya. Anda mungkin akan bilang kalau ini sudah jelas, tapi prediksi ini selalu ada di daftar Top 10 para peramal selama bertahun-tahun—dan selama bertahun-tahun pula masih belum jadi kenyataan. Namun, kombinasi dari kurangnya tenaga kerja, gaya kerja campuran, dan kemajuan kapabilitas tercepat dalam beberapa waktu terakhir membuatnya jadi kenyataan pada 2022. AI menjadi salah satu segmen investasi TI dengan pertumbuhan tercepat pada tahun lalu; IDC memperkirakan pengeluaran untuk AI mencapai $118 miliar pada akhir 2022, dan akan lebih dari berlipat ganda hingga melampaui $300 miliar pada 2026. Perangkat lainnya seperti GPT-3, Deep Mind, dan DALL-E—yang bahkan belum diketahui banyak orang pada akhir 2021—akhirnya telah mendapat pengakuan bahwa para asisten digital ini akan terus bertahan.

Hasil prediksi: SANGAT TEPAT

Berikutnya, inilah sembilan prediksi baru yang akan saya pertanggungjawabkan untuk 2023:
• (Agak) kembali ke pola sentralisasi di dunia yang terdesentralisasi. Walau laju desentralisasi kian pesat (akan saya bahas lebih lanjut belakangan), tahun ini agak menunjukkan tren kembalinya banyak perusahaan ke sentralisasi IT. IT dulu mendominasi investasi teknologi, untuk kemudian tergeser oleh lini bisnis dalam beberapa tahun terakhir. Nah, sekarang IT sudah bangkit! Karena kurangnya developer seperti yang saya singgung tadi, ditambah laju menuju ekosistem (dibahas lebih lanjut di bawah), sementara keputusan pembelian pada lini bisnis masih akan didorong untuk berorientasi pada hasil, perusahaan IT sentral akan kembali memegang kendali atas sistem yang terbagi. Jadi, sistem seperti apa yang akan dipilih CIO?

• Selamat tinggal, best-of-breed. Halo, ekosistem perangkat lunak! Kurangnya tenaga kerja spesialis teknis akan kian parah pada tahun-tahun mendatang, sehingga menjadi tantangan CIO untuk membeli teknologi best-of-breed terbaik bagi tiap kebutuhan. Masa-masa menjalin berbagai solusi sudah lewat. Ekosistem yang menyediakan kemudahan penggunaan, pembelian bebas hambatan, keamanan, interoperabilitas, dan katalog add-on pihak ketiga akan lebih unggul. Ruang automasi beranda sekalipun—yang dulunya medan perang sengit memperebutkan kesetiaan pelanggan melalui fitur dan kebergunaan—akan berkembang dan lepas landas pada 2023 dengan diperkenalkannya standar umum seperti Matter dan Thread. Namun, jangan menafsirkan “ekosistem” sebagai sesuatu yang kaku. Justru sebaliknya…

• Aplikasi menjadi dapat dikomposisikan. Hanya karena suatu vendor menawarkan set produk dan kapabilitas yang terintegrasi dengan baik, bukan berarti set tersebut kaku dan tidak dapat digantikan—justru sebaliknya. Ekosistem ini harus bersifat ‘pasang dan pakai’ (plug-and-play), sehingga memungkinkan vendor (seringkali disebut ISV) membangun solusi serta menyusun aplikasi bisnis yang dapat dikomposisikan. Solusi tersebut dapat dibeli saat dibutuhkan, serta dipindahkan masuk dan keluar tanpa terlalu merugikan pembeli. Alih-alih bersifat generik, mayoritas nilai akan diperoleh melalui kekayaan intelektual industri. Sebagai contoh, alih-alih aplikasi dapat dikomposisi yang memberikan kapabilitas mengekstraksi dan menormalisasi data, rancangannya akan dikhususkan untuk pemahaman perbankan, layanan medis, atau kasus penggunaan standar lainnya pada industri. Ini juga akan memberdayakan golongan yang kurang berkeahlian teknis karena mereka tidak perlu bergantung pada IT, tetapi pada arsitektur modular yang memberdayakan tiap langkah mereka. Omong-omong soal golongan kurang berkeahlian teknis…

• Saatnya Citizen Developer tampil! …dan mereka lebih berkeahlian teknis daripada yang sudi diakui banyak orang! Kebutuhan atas developer profesional akan selalu ada, tetapi “naik daunnya citizen developer” telah mencapai titik di mana kita harus menyebutnya Citizen Developer 2.0. Mereka yang termasuk golongan ini memiliki keahlian yang kian teknis seiring berjalannya waktu, ditambah dengan kemauan untuk bersusah payah. Seiring proyeksi rasio 4:1 antara citizen developer dengan developer pro pada akhir 2023, bisa diperkirakan bahwa perusahaan akan bergerak lebih ke bawah untuk menggaet golongan ini, yang beberapa tahun lalu mungkin tidak masuk pertimbangan. AI mutakhir dan terjangkau juga akan membantu.

• AI yang menjelaskan AI. Dengan meningkatnya ubikuitas dan anggaran yang tak lagi jadi rintangan, teknologi AI kian dianalisis lebih mendalam—oleh pemerintah maupun konsumen. “AI yang dapat dijelaskan” tadinya adalah kebutuhan sekunder, tetapi kini menjadi keharusan. Pemerintah di seluruh dunia makin memberlakukan regulasi tentang kapasitas AI, yang berarti bahwa model AI tertentu yang mengelola keputusan penting harus dapat menjelaskan bagaimana persisnya keputusan itu dibuat. Untungnya, ada jalan yang lebih mudah untuk menjelaskan keputusan-keputusan tersebut.

• AI berbahasa natural untuk pencerahan dan pengembangan. 2022 kemungkinan besar merupakan tahun dengan perkembangan demokratisasi AI tercepat. Rasanya tiap minggu muncul pemain baru, yang siap menyediakan kecerdasan buatan mutakhir untuk siapa pun yang punya alamat surel. Lihat saja DALL-E 2, Stable Diffusion, Midjourney, dan AI lainnya yang memungkinkan siapa pun yang punya keyboard (atau suara) untuk menciptakan objek pesanan seperti gambar, video, dan musik melalui instruksi bahasa natural. Hal lainnya yang semakin memudahkan pengembangan adalah maraknya perangkat seperti Copilot dari Github tahun lalu—pasangan pengodean ideal yang saling melengkapi. Luar biasa! Bisa diperkirakan bahwa akan ada lebih banyak perangkat AI penghasil objek yang seringkali berupa pengembangan dari sesuatu yang sudah ada, sehingga menyatukan manusia dan teknologi melalui bahasa kita sehari-hari. Bagaimana pun, ada banyak data di luar sana yang memerlukan pencerahan.

• Tren data tak terstruktur sudah dimulai. Volume masuknya informasi ke suatu perusahaan diperkirakan akan 4,5X lebih besar dalam dua tahun dibandingkan yang ada sekarang. Kebanyakan data tersebut tak terstruktur: berkas audio dan video, tempat penyimpanan pengetahuan, postingan sosial, dan lebih banyak lagi. Teknologi yang menyediakan kemampuan bagi perusahaan untuk menangkap, mengekstraksi, menormalisasi, mendapatkan pengetahuan, mengautomasi aksi berdasarkan pengetahuan tersebut, dan menjadi kian akurat melalui pembelajaran mesin akan menikmati tahun yang baik, selama investasi diarahkan untuk menghasilkan pengalaman lebih baik bagi pelanggan dan karyawan.

• Pengalaman karyawan dan pelanggan berada di posisi yang seimbang. Mengapa harus ada pandemi global dulu sebelum adanya kesadaran atas pengalaman karyawan? Masa-masa memberikan tumpukan teknologi warisan kepada karyawan yang diharapkan pasrah saja atas nama kepentingan pelanggan sudah berlalu. Perusahaan akan memanfaatkan kesenjangan peluang antara laju perubahan teknologi dan kemampuan manusia memahaminya untuk menghasilkan pengalaman pelanggan yang bermakna, dengan fokus perhatian baru pada dampaknya kepada staf yang terbatas.

• Blockchain. Tidak perlu kata pengantar di sini. Dengan risiko mengulang kesalahan sama yang saya buat tahun lalu, saya akan kembali menjagokan blockchain pada 2023. Dampak dari kerugian finansial akibat anjloknya nilai mata uang kripto, skandal FTX, dan penukaran kripto lainnya yang mengejar solvabilitas pada akhir 2022 merupakan pertanda buruk bagi industri ini pada 2023. Namun, teknologi di baliknya selalu jadi bintang utama. Rintisan berbasis blockchain kesulitan melampaui pengawasan ketat publik serta angin haluan investasi makroekonomi secara umum tahun lalu, tapi ini tidak menutup kemungkinan peluang besar bagi desentralisasi hal-hal seperti penyaluran informasi medis dengan aman, hak kekayaan intelektual, keamanan konten orisinal, dan perjanjian melalui kontrak cerdas. Tahun 2023 akan dihabiskan untuk membangun ulang kepercayaan pada teknologi di balik blockchain.

Sekian prediksi saya untuk 2023. Seringkali tren-tren dalam artikel prediksi tahunan butuh beberapa tahun sebelum benar-benar terwujud, jadi mungkin kita tidak perlu terlalu keras pada diri sendiri, walau tetap harus jujur dan bertanggung jawab. Mungkin itulah tren terpenting pada 2023? Kita lihat saja nanti.

Penulis: Adam Field, SVP, Strategi Produk dan Teknologi, Kofax.