MAJALAH ICT – Jakarta. Setelah meluncurkan produk wearable device untuk berolahraga Nike Fuelband SE (second edition), Nike menyatakan akan terus memantapkan diri mengembangkan produk yang dipakai untuk olahraga. Hal ini ditandai dengan pembangunan laboratorium yang diberi nama Nike+ Fuel Lab.
Namun alih-alih disebutkan akan membangun Laboratorium, Nike malah diberitakan telah mem-PHK sejumlah tim dalam FuelBand Development. Selain itu, Nike juga menyatakan ke depannya mereka akan lebih fokus ke software saja dan tidak menambah inovasi hardware, kecuali tentu saja mendukung piranti dari vendor lain. Hal itu terungkap dari wawancara CEO Nike Mark Parker dengan CNBC.
Bahkan dalam wawancara dikatakan bahwa Nike akan menjalin kerja sama dengan Apple yang sedang mengerjakan smartwatch, iWatch. Kemungkinan kerja sama ini sangat besar mengingat bahwa CEO Apple Tim Cook pernah jadi direktur di Nike selama satu dekade. Bahkan Tim juga sering mengenakan FuelBand di pergelangan tangannya.
Sebelumnya, rencana mendirikan laboratorium di San Francisco Amerika Serikat ini didirikan Nike bersama pembuat aplikasi fitness tracking yang populer RunKeeper, MyFitnessPal dan Strava. Tujuan dari pembuatan Lab ini adalah untuk menyediakan ruang bagi developer bekerja sama dengan Nike dan juga platform NikeFuel. Dengan demikian, maka dimungkinkan terjadinya pertukaran data dan sinkronisasi antarmitra pembuat aplikasi dan Nike sebagai pemilik hardware.
Nike mengklaim bahwa komunitas Nike+ saat ini berjumlah 28 juta orang di seluruh dunia dan mempercayai bahwa integrasi yang dilakukan akan membawa lebih dari 100 juta atlet baru melalui platform NikeFuel.
Produk Nike Fuelband sendiri cukup terdepan di kelasnya dengan mendukung bluetooth 4.0, kemduain juga mengembangkan accelerometer dan dapat men-tag aktivitas yang dilakukan.
Perangkat yang dipakai di pergelangan tangan ini, selain berfungsi sebagai jam, juga dapat digunakan untuk mentrace aktivitas dan pendukung berolahraga yang menjadikan tubuh agar selalu fit.