Search
Kamis 10 Oktober 2024
  • :
  • :

Android Ternyata Jadi Sasaran Empuk Malware

MAJALAH ICT – Jakarta. Pasar Andorid yang saat ini menduduki peringkat terdepan, membuat operating system ini juga berada dibarisan palng depan akan adanya ancaman malware. Kalau boleh dibilang, Andorid saat menjadi menjadi sasaran paling empuk dari malware. Hal itu terungkap dari laporan terbaru dari perusahaan sekuritas online Karpersky Lab, 99,9% malware dalam perangkat mobile yang terdeteksi pada paruh pertama tahun 2013  didesain untuk menyerang ponsel Android.

Dalam laporan Kaspersky, kebanyakan dari malware itu adalah virus Trojan, jenis virus yang banyak digunakan dalam banyak tujuan. SMS Trojan yang akan mencuri uang Anda dengan mengurimkan pesan teks dengan tidak sah, adalah contoh kasus paling umum, dengan tingkat infeksi mencapai 63%.

Seperti dikutip dari Mashable, peneliti dari Kasrpesky juga melaporkan adanya ledakan malware di perangkat mobile. Pada tiga bulan pertama tahun 2013 saja, perusahaan ini telah mendeteksi jumlah malware mencapai setengah dari keseluruhan jumlah malware di tahun 2012.

Robot Hijau atau Android saat ini menunjukkan kedigdayaannya. Menurut penelitian terakhir lembaga survei Gartner, Android memiliki 74,4 persen pangsa pasar global pada kuartal pertama tahun ini. Sementara sistem operasi milik Apple, iOS, menduduki posisi dua dengan 18,2 persen. Sementara BlackBerry hanya 3,0 persen dan Microsoft dengan 2,9 persen. 1,5 persen ditempati oleh sistem operasi lainnya.

Di tingkat Asia Tenggara juga demikian, termasuk Indonesia. Hasil dari biro riset GfK Asia, pada kuartal pertama 2013 ini menunjukkan, bahwa dari 12,8 juta smartphone yang terjual di kawasan Asia Tenggara, 8,8 juta merupakan handset Android, atau 69 persen pangsa pasar mobile. Dan di Indonesia, dengan lebih dari 4,5 juta ponsel cerdas terjual, pangsa pasar Android hanya sebesar 51 persen atau sekitar 2,28 juta unit. Saingan terdekat Android adalah BlackBerry.
 
Walaupun menjadi yang terkuat di dunia, ada masalah kecil mengancam keberadaan Android. Yaitu, terlalu banyaknya notifikasi yang dikirimkan, yang bahkan secara otomatis men-download file-file updating dari aplikasi yang pernah diunduh atau menawarkan aplikasi baru. 
 
Selain menyedot data dari kuota data pengguna, notifikasi yang terllau banyak juga menggangu kenyaman pengguna Android. Apalagi, jika kemudian aplikasi langsung membuka sendiri dan mengajak pengguna menggunakan aplikasi tersebut. "Sangat menggangu, sudah seperti iklan" kata Tari pengguna Samsung Galaxy Note berbasis Android.
 
Dalam beberapa pertemuan dengan pengguna Android, yang dikeluhkan juga adalah otomatis updating. Sehingga, perlu diwaspadai apakah layanan tersebut berbayar atau tidak. Sebab, sekali mengupdate layanan berbayar, dikesempatan lain, updating akan terus menerus terjadi dan ditawarkan.