Search
Rabu 4 Desember 2024
  • :
  • :

Anggota KPI Pusat Diminta Manage Konten Penyiaran Lebih Baik Lagi

MAJALAH ICT – Jakarta. Konten penyiaran merupakan salah satu isu yang mendapat perhatian besar dari pemerintah, termasuk dari Presiden Joko Widodo. Demikian dikatakan Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara dalam Acara Penyerahan Salinan Keppres kepada Komisioner Komisi Penyiaran Indonesia KPI Pusat, di Jakarta.

"Konten penyiaran menjadi salah satu concern dari pemerintah, satu concern yang besar bagi Presiden sendiri. Tentunya kita berharap ke depannya kita bisa manage konten dengan lebih baik lagi," katanya. Perhatian itu ditunjukkan sebelum seleksi anggota KPI.

Menurut Menteri Rudiantara, ia menghubungi satu persatu tim panitia seleksi untuk mencari pola bagaimana mendesain panitia penilai pansel komisoner KPI yang merepresentasikan isu-isu penting di dunia penyiaran. Baik itu isu anak, pendidikan, wanita, dan isu penting lainnya. "Misalnya saja untuk isu anak, Menteri meminta bantuan Kak Seto untuk bergabung di tim pansel. Untuk isu pendidikan, hadir sosok Prof. Dr. Arief Rachman, M.Pd. Lalu Linda Sari Gumelar bergabung terkait isu perempuan. Begitu pula dengan para pansel lainnya yang telah terbukti rekam jejaknya di bidang penyiaran," papar Menkominfo.

Menteri Rudiantara juga menyampaikan masyarakat tidak boleh lupa bahwa lembaga penyiaran juga adalah industri, sehingga aspek bisnisnya juga harus ada. Oleh karena itulah Prof. Rhenald Kasali juga bergabung di tim pansel sebagai pakar manajemen. "Kita juga harus menjaga, dan tidak boleh menafikan bahwa televisi, lembaga penyiaran itu adalah industri bagi kita. Jadi aspek bisnisnya juga harus ada," katanya.

Para anggota Pansel yang hadir pada acara tersebut antara lain Prof. Sasa Djuarsa Sendjaja, M.A, Ph.D; Deddy Hermawan, Prof. Dr. Bambang Wibawarta, S.S., M.A; Idy Muzayyad, S.H., M.Si; Lina Amalia Sari Gumelar, SIP; KH. Masdar Farid Mas’udi; dan juga Freddy H. Tulung yang menjadi Ketua Tim Panitia Seleksi.

Chief RA juga menyampaikan harapannya kepada para komisioner periode lalu untuk terus memanfaatkan kemampuan dan pengalamannya terkait dunia penyiaran. “Washing the brain is a crime. Jadi walaupun Bu Lily, Bu Azimah, teman-teman tidak lagi menjadi komisioner KPI, tapi pengalaman menjadi komisioner selama satu periode, tiga tahun, bahkan Pak Idy sudah enam tahun, itu jangan disia-siakan. Pengalaman itu berharga. Sebab serugi-ruginya manusia adalah manusia yang tidak memberi manfaat kepada orang lain,” kata Rudiantara.