MAJALAH ICT – Jakarta. Setelah berhasil melakukan ekspansi di Hong Kong, Timor Leste dan Australia, pasar internasional lain yang telah dimasuki PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk (Telkom) adalah Malaysia. Mengusung strategi business follows the people, Telkom garap bisnis pengiriman uang (remmitance).
Ada sekitar 2 juta tenaga kerja indonesia (TKI) formal di Malaysia, sementara TKI informal sekitar 1 juta juga sehingga total sekitar 3 juta warga negara Indonesia (WNI) yang ada di sana. Urutan WNI terbesar di luar negeri adalah Malaysia, Arab Saudi dan Hong Kong. “Besarnya jumlah warga negara Indonesia di Malaysia, merupakan lahan yang subur untuk bisnis pengiriman uang,” ujar Direktur Utama Telkom, Arief Yahya.
Sedangkan untuk bisnis seluler, Telkom masih terus mendalami. “Penetrasi seluler di Malaysia sudah sangat tinggi, yakni165%, lebih tinggi daripada di Indonesia tapi kita bisa masuk melalui MVNO (mobile virtual network operator) seperti yang dilakukan di Hongkong,” jelas Arief mengenai ekspansi bisnis Telkom di Malaysia.
“Kalau kita bisa mendapatkan layanan connectivity untuk customer retail yang besar, kita akan bisa mengkapitalisasinya. Kita bisa masukkan content untuk community Indonesia yang besar di sana,” tambahnya. Dikatakannya, lagu-lagu dangdut bisa menjadi salah satucontent yang sangat disukai di sana.
Di samping itu terdapat potensi commerce diantaranya bisnis pengiriman uang (remmitance) sebesar Rp. 18 triliun per tahun yang bisa dimanfaatkan. Average Revenue Per User (ARPU) di Malaysia juga cukup tinggi sekitar 20 USD. “Dengan mendapatkan pelanggan yang banyak, kita berpotensi meng-create dua juta pelanggan “layaknya’ kartu Halo Telkomsel yang ARPUnya sangat besar,” kata Arief Yahya.