MAJALAH ICT – Jakarta. Pengguna internet di Indonesia yang terus meningkat merupakan sumber potensial bagi dunia usaha. Namun pertumbuhan yang tinggi tersebut juga mengundang datangnya ancaman siber canggih para peretas yang ingin mencuri data rahasia perusahaan.
Menurut data yang dirilis oleh Akamai (State of The Internet Report), Indonesia menempati urutan ke dua di dunia dalam hal serangan siber. Posisi pertama ditempati China, disusul Amerika Serikat, Turki dan Rusia. Pada kuartal pertama tahun 2013, Indonesia menjadi sumber serangan siber sebanyak 21 persen, meningkat dari tahun sebelumnya sebesar 0,7%.
Riset tersebut juga diperkuat oleh data dari Security Incident Response Team on Internet Infrastructure (SIRTII) yang menyatakan bahwa pada 2014, Indonesia mengalami serangan siber sebanyak 48,4 juta.
Kondisi ini tentu membahayakan khususnya bagi pertumbuhan dunia usaha di Indonesia. Untuk itu, ARIM Technologies bekerjasama dengan PT Jaringan Intech Indonesia dengan melakukan penandatanganan kerjasama yang dilakukan di Hotel Le Meridien Jakarta pada hari Selasa (12/01), memperkenalkan Managed Security Service Provider (MSSP). MSSP merupakan penyedia layanan untuk mengelola perangkat/piranti keamanan dan sistem, antara lain: deteksi intrusi, virtual private network, enkripsi, spam blocking, pemindaian kerentanan, uji coba keamanan siber, prevensi kehilangan data, forensik data dan layanan anti virus.
“Kami ingin memperkenalkan teknologi yang inovatif, yang dapat menyesuaikan dengan ancaman siber yang semakin berkembang. Kerjasama ini diharapkan dapat mendukung perusahaan-perusahaan lokal untuk fokus pada pertumbuhan bisnis mereka tanpa khawatir dengan ancaman siber yang dapat merusak,” kata Ivan Goh, CEO dan Co-founder ARIM Technologies.
Dikatakan Ivan, meskipun teknologi keamanan membantu perusahaan membuat terobosan untuk menangkal kejahatan siber, namun perusahaan kerap terjebak dalam paradoks; tidak menempatkan orang-orang dan proses yang tepat untuk memaksimalkan kelebihan-kelebihan yang ada di dalamnya. Selain itu, perusahaan juga perlu berpikir layaknya penyerang untuk melindungi diri dari kejahatan siber. Dengan Cyber Kill Chain model, memudahkan perusahaan untuk mempelajari karakter dari penyerang.
Sementara itu Managing Director PT Jaringan Intech Indonesia, Mei Sen, juga menyambut baik kerjasama ini. Menurutnya, dengan pengetahuan dan pengalaman di bidang piranti lunak untuk korporasi dipadu dengan keahlian di bidang keamanan siber kelas dunia, akan lahir program-program yang dapat membantu keamanan siber di era kebangkitan ekonomi online di Indonesia.
PT Jaringan Intech Indonesia berpengalaman selama 15 tahun di bidang piranti lunak dan infrastruktur jaringan untuk korporasi, sedangkan ARIM Technologies dengan inovasinya, memiliki kemampuan teruji di bidang keamanan siber.
Kerjasama ini diharapkan dapat memberikan salah satu pilihan solusi untuk menangkal ancaman siber yang terus berkembang baik cara maupun metode dan teknologinya demi mendukung majunya dunia usaha di Indonesia.