Search
Senin 2 Desember 2024
  • :
  • :

ASEAN Foundation dengan Dukungan dari Google.org Gelar ASEAN Digital Literacy Programme Impact Forum dan Luncurkan Platform E-Learning

MAJALAH ICT – Jakarta. Pada Pekan Literasi Media dan Informasi Global, ASEAN Foundation, dengan dukungan dari Google.org, lembaga filantropi Google, mengadakan ASEAN Digital Literacy Programme (DLP) Impact Forum di Bali pada 14-16 November 2023. Mengusung tema “Navigating Digital Resilience: Empowering ASEAN Communities through Digital Literacy”, forum ini menyoroti capaian dan dampak implementasi program yang telah berlangsung di sepuluh Negara Anggota ASEAN selama dua tahun.

Adapun misi ASEAN DLP dalam memerangi misinformasi dan disinformasi melalui pelatihan literasi digital di seluruh negara ASEAN juga selaras dengan tema Pekan Literasi Media dan Informasi Global UNESCO tahun ini, “Media and Information Literacy in Digital Spaces: A Collective Global Agenda.”

Setelah hampir dua tahun diimplementasikan, ASEAN DLP telah berhasil menyelenggarakan 61 sesi Training of Trainers yang melibatkan sekitar 1.451 Master Trainer di Asia Tenggara dan bekerja sama dengan 15 mitra pelaksana lokal. Hingga November 2023, program ini telah menebarkan manfaat bagi 193.955 orang melalui 2.647 sesi workshop literasi digital. Jumlah ini melampaui target awal ASEAN DLP untuk menjangkau 100.000 orang dalam kurun waktu dua tahun. Di Indonesia, program ini telah menjangkau 283 Master Trainer dan 35.153 peserta, serta bekerja sama dengan Common Room Network, Ruangguru Foundation, dan Yayasan Fatihunnur sebagai mitra pelaksana lokal.

Selain itu, ASEAN Youth Advisory Group (YAG) telah melaksanakan 12 kampanye literasi digital secara virtual maupun tatap muka di seluruh negara ASEAN. Sesi-sesi pelatihan tersebut telah memberdayakan 3.621 orang dan berhasil meraih social media reach lebih dari 700.000. Salah satu di antara kampanye tersebut dijalankan oleh Nissi Taruli Felicia Naibaho, anggota ASEAN YAG dari Indonesia yang berusia 24 tahun. Bertajuk #TuliBijakBerdigital, kampanye yang ia jalankan memiliki misi untuk menciptakan ruang digital Indonesia yang aman dan ramah bagi komunitas Tuli. #TuliBijakBerdigital telah mengadakan workshop di daerah-daerah di mana komunitas Tuli tidak memiliki akses yang cukup terhadap pengetahuan literasi digital.

ASEAN DLP Impact Forum mempertemukan mitra pelaksana lokal, Master Trainer, mentor, anggota ASEAN YAG, perwakilan Google.org, Sekretariat ASEAN, dan anggota Board of Trustees of the ASEAN Foundation untuk merayakan pencapaian bersama. Melalui grand assembly, sesi diskusi panel yang mendalam, dan workshop yang menarik mengenai berbagai topik literasi digital, forum ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran akan literasi digital, mendorong kolaborasi antarpemangku kepentingan, dan menyediakan sarana dan strategi yang diperlukan untuk mendorong inklusi digital dan mengatasi tantangan digital di ASEAN.

Dr. Piti Srisangnam, Direktur Eksekutif ASEAN Foundation menyampaikan, “Pencapaian ASEAN DLP merupakan pencapaian kolektif yang melibatkan partisipasi aktif dan dedikasi dari seluruh stakeholder program ini. Misi bersama dalam menciptakan ruang digital yang lebih aman telah membawa kita selangkah lebih dekat untuk menciptakan ruang digital yang inklusif di Asia Tenggara. Dibekali dengan pengetahuan dan keterampilan literasi digital, para penerima manfaat ASEAN DLP menjadi agen perubahan dalam memerangi disinformasi dan misinformasi online di komunitas mereka masing-masing.”

Marija Ralic, Lead for Google.org APAC, mengungkapkan kebanggaannya dalam mendukung program ini, “ASEAN Digital Literacy Programme tidak hanya mencapai hasil yang membanggakan, tetapi juga menyentuh kehidupan dan menciptakan perubahan postitif di Asia Tenggara. Komitmen, dedikasi, dan semangat yang ditunjukkan seluruh peserta, trainer, dan mitra sungguh menginspirasi. Sembari kita melanjutkan perjalanan untuk menciptakan internet yang lebih aman, marilah kita memetik inspirasi dari cerita-cerita transformasi dan pemberdayaan ini.” Sebelumnya, Google.org telah menyalurkan dana hibah sebesar $1,5 juta kepada ASEAN Foundation untuk implementasi ASEAN DLP dari 2022 hingga 2024.

Sebagai mitra pelaksana, Ruangguru melihat masyarakat Indonesia memiliki kesadaran yang tinggi untuk berperan aktif dalam melawan misinformasi dan disinformasi. Gautama Adi Kusuma, Head of Public Policy & Government Relations Ruangguru mengatakan, “Ruangguru bangga menjadi bagian dari ASEAN DLP dalam membangun ruang digital yang lebih aman. Selama dua tahun program ini berjalan, kami telah mengedukasi lebih dari 12.000 pelajar dan guru di seluruh Indonesia yang akan menjadi agen perubahan untuk memperkuat kesadaran literasi digital di komunitas mereka.”

DigitalClassASEAN.org Memelopori Upaya Literasi Digital di ASEAN
Sebagai bagian dari komitmen untuk meningkatkan literasi digital di Asia Tenggara, ASEAN DLP telah meluncurkan platform e-learning literasi digital, DigitalClassASEAN.org. Platform ini tidak hanya menyasar kaum muda tetapi juga para pengajar, tokoh masyarakat, pejabat pemerintah, lansia, dan penyandang disabilitas. Memprioritaskan inklusivitas dan aksesibilitas, DigitalClassASEAN.org menawarkan tools untuk membantu individu penyandang disabilitas dalam perjalanan belajar mereka.

DigitalClassASEAN.org menawarkan lima modul utama yang mencakup topik-topik penting dan relevan mengenai literasi digital, yaitu digital citizenship, literasi media dan informasi, misinformasi dan disinformasi, partisipasi digital yang positif, dan topik khusus lainnya, termasuk etika bermedia sosial, digital parenting, dan menghindari penipuan online. ASEAN Foundation berkolaborasi dengan Break the Fake Movement, mitra pelaksana lokal ASEAN DLP dan organisasi pemeriksa fakta (fact-checking) di Filipina, untuk pengembangan modul. Modul dan platform ini tersedia dalam delapan bahasa lokal ASEAN: Bahasa Indonesia, Burma, Khmer, Laos, Melayu, Tagalog, Thailand, dan Vietnam. Setelah menyelesaikan semua bab, para pembelajar akan menerima sertifikat pencapaian yang dapat diunduh.

ASEAN DLP Impact Forum turut dihadiri oleh tokoh-tokoh penting dari Sekretariat ASEAN, Anggota Board of Trustees of the ASEAN Foundation, perwakilan dari Kementerian Komunikasi dan Informasi Republik Indonesia, UNESCO, dan VERA Files.