MAJALAH ICT – Jakarta. Masuknya Bakrie Global Group ke jejaring sosial Path beberapa hari lalu, maish menjadi sorotan pihak asing. Soroton khususnya mengenai kontroversinya masuknya Bakrie yang juga menjadi pembicaraan di jejarig sosial, yang bahkan sempat adanya seruan untuk menginstall Path dari gadget.
Salah satu yang mengangkat isu ini adalah Recode.net yang menulis "Will Path’s Controversial New Indonesian Investor — Bakrie — Be Bad For Business?". Dalam tulisannya sempat dikutip pernyataan CEO Path Dave Morin. "Kami memonitor sentimen dan mencoba untuk mengenrti apa yang menjadi perhatian dan hal positif," kata Morin. Ditambahkannya,"Kami barangkali lebih mendapat banyak positif daripada masukan negatif," lanjutnya.
Menurut Tech addict, masuknya Bakrie tentu merupakan kabar gembira bagi Path yang beberapa bulan lalu baru mem-PHK 20% dari karyawannya, apalagi Bakrie membawa 25 juta dolar AS atau sekitar Rp. 300 miliar. Namun kabar buruknya adalah, reputasi Bakrie sebagai konglomerat di Indonesia.
Kontroversi tersebut muncul karena jejak rekam perusahaan Bakrie yang kurang baik di Indonesia. Perusahaan telekomunikasinya sedang menghadapi masalah utang. Sementara, perusahaan minyak dan gas yang bernaung di bawah PT Lapindo Brantas masih dianggap sebagai pihak yang paling bertanggung jawab pada kerusakan ekologi yang dikenal dengan sebutan “Lumpur Lapindo” yang berakibat hancurnya 14 ribu rumah di Sidoarjo Jawa Timur.
Selain itu, Aburizal Bakrie (ARB) saat ini juga sedang dalam masa pencapresan karena juga menjadi Ketua Umum Partai Golkar Sebab itu, oleh sebagian orang, langkah investasi pada Path dianggap sebagai bagian dari manuver politik.