MAJALAH ICT – Jakarta. Aturan mengenai tingkat kandungan dalam negeri (TKDN), yang diharapkan dapat mengurangi impor ponsel nampaknya belum berpengaruh. Hal itu terlihat dari jumlah ponsel impor di kuartal pertama atau Q1 tahun ini yang masih mencapai 6,5 juta unit. Angka ini naik 2,7 persen dibanding impor produk yang sama di tahun sebelumnya. Dari sisi ponsel 4G, tercatat 3,3 juta unit pada pengapalan Q1-2016 dimana jumlah ini setara dengan 52% dari total pengapalan ponsel pintar ke Indonesia. Demikian diungkap International Data Corporation (IDC).
Menurut Analis Devices IDC Reza Haryo, memnag jika dibandingkan dengan kuartal ke-4 2015, jumlah smart phone yang masuk ke pasar Indonesia menyusut 22,2%. Namun ini terjadi karena pengiriman yang dilakukan vendor melambat dibandingkan kuartal sebelumnya. Sehingga, penurunan ini lebih tinggi jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
"Vendor melambatkan pengiriman mereka karena dua faktor utama. Pertama, kinerja penjualan lebih rendah dibandingkan kuartal ke-4 2015 yang mengakibatkan carry-over pengiriman. Dan kedua, pasar melambat setelah periode Tahun Baru China, sehingga pengiriman melambat sekita akhir Februari hingga awal Maret," jelasnya.
Dari catatan IDC, merek Samsung masih menempati posisi pertama dengan memperoleh pangsa pasar hingga 33%. Raihan Samsung ini disebabkan vendor asal Korea tersebut melakukan kampanye yang cukup besar, program cash back dan program bundling bersama operator telekomunikasi.
Selain Samsung, Oppo juga mengalami peningkatan pangsa pasar di Indonesia menjadi 23%. Kemudian, Lenovo juga masih mengalami peningkatan dimana salah satu metode penjualannya adalah melalui channel online.