MAJALAH ICT – Jakarta. MAsih ingat soal penyadapan Australia yang dilakukan kepada sejumlah pejabat tinggi di Indonesia? Ada kabar terbaru mengenai isu penyadapan ini. Dari informasi yang beredar, berdasar dokumen Februari2013, Australian Signals Directorate (ASD) memonitor kantor pengacara Amerika Serikat yang digunakan pemerintah Indoensia dalam pembicaraan perdagangan.
Seperti disampaikan New York Times, walaupun tidak disebutkan apa nama kantor pengacara AS yang dipakai pemerintah Indonesia, namun dikatakan bahwa Australia menawarkan untuk menyadap kepada aliansnya, National Security Agency (NSA). Namun informasi memang samar-samar, pembicaraan perdagangan mana yang terlibat.
Sementara itu, Perdana Menteri Australia Tony Abbot menolak untuk mengkonfirmasi dokumen tersebut. Namun dikatakannya, informasi yang dikumpulkan intelijen itu untuk melindungi warganya dan warga dari negara lainnya. "Kami tidak menggunakannya untuk tujuan komersial," katanya.
Soal penyadapan yang dilakukan Australia sikap Indonesia seperti disampaikan Presiden Susilo Bambang yudhoyono cukup jelas, menghentikan sementara hubungan antara Indonesia dan Australia untuk sementara waktu sambil menyusun langkah ke depan untuk mengatur langkah bersama ke depannya. Alih-alih berharap Australia meminta maaf telah menyadap dan menghentikan penyadapan, ternyata Australia malah menyadap kembali. Dan yang disadap adalah Marty Natalegawa, Menteri Luar Negeri RI.
Informasi itu disampaikan Spectator Australia sebagai bagian dari 19.999 informasi dari Snowden mengenai file dokumen penyadapan Australia yang hilang. "Pada 2013, atas perintah langsung dari eselon tertinggi dari Departemen Luar Negeri dalam pemerintahan Abbott, jaringan intelijen Australia diperintahkan untuk segera mulai menekan ponsel dari ‘teman tersayang’ Australia, Marty Natalegawa, Istri, dan siapa pun dia secara teratur didampingi dengan untuk menentukan apakah atau tidak ia telah ‘menelan semua informasi yang disampaikan Australia bahwa Australia tidak akan pernah memata-matai Indonesia lagi," tulis spectator.
Dari informasi yang disampaikan, secara eksklusif , The Spectator Australia menerbitkan highlights dari sisa 19.999 file dari intelijen Australia dicuri oleh NSA buronan Edward Snowden, yang secara diam-diam dicuri dari snowden dia bisa memberikannya kepada Guardian. Pembocoran informasi ini disebut sebagai upaya berani jurnalis untuk keluar dari keprihatinan altruistik untuk kepentingan umum dan bukan alasan komersial. Dokumen bocoran tersebut sendiri dihargai sekitar 10.000 dolar.
Terkait penyadapan yang dilakukan pada 2009 terhadap SBY, Ibu Negara dan beberapa Menteri, disebutkan atas perintah langsung dari dalam tingkat tertinggi dari pemerintah Rudd. Penyadapan dilakukan dengan operasi rahasia dengan nama sandi ‘Programmatic Specificity’. Penyadapan ini dilakukan terhadap SBY dan orang dekatnya. "Meskipun kemudian banyak file disunting untuk berkonsentrasi khusus pada pemilihan ‘hadiah’ diusulkan untuk disampaikan kepada Obama pada KTT APEC mendatang," tulis Spectator. Diperkirakan hadiah di sini adalah sikap Indonesia yang disampaikan dalam APEC tersebut.