MAJALAH ICT – Jakarta. Axiata Group Malaysia dan Bharti Airtel India mengumumkan bahwa mereka akan menggabungkan operasi mereka di Bangladesh untuk membuat mereka menjadi pemain terbesar kedua di negara itu, di belakang pemimpin pasar Grameenphone.
Penggabungan Robi Axiata dan Airtel Bangladesh akan memberikan entitas gabungan, Robi, dengan basis pelanggan lebih dari 39 juta dan pangsa pasar 28 persen serta mendorongnya melewati operator nomor dua Banglalink dengan 24,5 persen saham.
Robi memiliki 28,3 juta sambungan dan 21 persen pangsa pasar, sementara Airtel memiliki hampir 10 juta sambungan dan 7,4 persen pangsa pasar, demikian menurut GSMA Intelligence. Airtel adalah operator terbesar keempat di antara delapan operator dimana empat terkecil memiliki pangsa gabungan dari kurang dari 5 persen. Grameenphone memiliki hampir pangsa pasar 42 persen. Merger harus mendapat persetujuan lebih dulu dari otoritas terkait dan diharapkan akan selesai pada semester pertama tahun ini.
Bharti mengumumkan pada bulan Agustus itu sedang mempertimbangkan menjual operatornya di Bangladesh, dan pada bulan September dua perusahaan membuka diskusi tentang penggabungan anak perusahaan mereka di Bangladesh.
Axiata akan memegang 68,3 persen saham pengendali di perusahaan gabungan, sementara Bharti akan memegang 25 persen. Sisanya 6,7 persen akan dipegang oleh Jepang NTT DoCoMo, yang merupakan pemegang saham yang ada.
CEO Robi Supun Weerasinghe mengatakan bahwa Bangladesh merupakan pasar yang sangat kompetitif dan ramai di sektor telekomunikasi. "Dengan konsolidasi dan merger ini kami percaya akan membentuk skala ekonomi lebih besar bagi kedua kelompok".
Gopal Vittal, managing director Bharti Airtel dan CEO dari India dan Asia Selatan, mengatakan entitas gabungan akan "Memiliki posisi yang baik untuk memanfaatkan sinergi operasional dalam melayani pelanggan yang lebih baik".
Di Indonesia, Axiata adalah pemilik XL Axiata. Perkembangan terakhir, XL Axiata menjalin kerja sama dengan Indosat Oooredoo untuk menggunakan MORAN secara bersama-sama. Apakah langkah Axiata di Bangladesh akan juga menular ke Indonesia dengan mengukuhkan konsolidasi dengan Indosat Ooredoo? Masih terlalu dini untuk menjawabnya.