MAJALAH ICT – Jakarta. Jaringan PT Axis Telekom Indonesia yang sudah dimigrasikan dari kanal 2 dan 3 ke kanal 11 dan 12 pita 2,1 GHz baru 3,95% dari seluruh total base transceiver station (BTS) 3G yang ada meski waktu yang diberikan pemerintah tinggal 6 minggu lagi.
Operator tersebut baru melakukan migrasi untuk 150 BTS 3G nya di Sumatra Barat, Riau, dan Balikpapan dari total 3.800 BTS 3G yang dimilikinya, sedangkan untuk Batam, Bali dan Lombok masih terkendala interferensi dengan frekuensi PCS milik Smart Telecom.
Demitry Darlis, Head of Regulatory and Government Relations, mengatakan pihaknya selalu melaporkan setiap proses kepada Kementerian Komunikasi dan Informatika.
“Masih ada waktu enam minggu lagi dari total waktu yang diberikan pemerintah 10 minggu, kami terus melakukan koordinasi dengan Kemenkominfo dan pihak Smart Telecom agar tercapai win win solution. Namun berdasarkan Permenkominfo No. 19/2013, maka pihak Smart harus memasang filter terlebih dahulu, kalau masih terjadi interferensi juga, baru Axis yang memasangnya,” ujarnya, JUmat (14/6).
Axis mengaku mengalami drop call lebih dari 30% di Bali, Lombok, dan Batam karena interferensi tersebut sehingga proses migrasi menunggu arahan dari Kementerian Kominfo.
Operator tersebut memiliki Key Performance Index untuk Call dropped adalah 1% sedangkan untuk data dropped adalah 2%.
Menurut Deden Machdi, GM Technology Strategy Axis, di Bali dan Lombok, layanan Axis bahkan mengalami mati total untuk layanan suara sehingga terpaksa kembali ke kanal 2 dan 3.
“Jangankan paket data seperti browsing dan chatting, layanan basic seperti suara saja mati total, sehingga kami kembali ke kanal 2 dan 3. Interferensinya sangat besar,” keluhnya.