Search
Selasa 18 Februari 2025
  • :
  • :

Axis Tak Terpengaruh Isu Akuisisi Oleh XL Axiata

MAJALAH ICT – Jakarta. PT Axis Telekom Indonesia mengklaim tak terpengaruh terhadap merebaknya gosip akuisisi oleh Axiata GRoup lewat PT XL Axiata Tbk, dan mengaku tetap fokus menghadirkan layanan seluler yang berkualitas tapi tetap terjangkau.

Head of Corporate Communicaton Axis Anita Avianty mengatakan pihaknya tak terpengaruh rumor dan spekulasi dan tetap memberikan layanan seperti biasa.

"Business as usual, apalagi bulan Ramadhan sudah dekat, itu adalah showcase kami," tuturnya, Jum’at (24/5).

Seperti diketahui, Berdasarkan informasi dari telegeography.com, Rabu (22/5), Axiata berminat mengakuisisi Axis lewat anak usahanya XL Axiata di Indonesia.

Sebelumnya, Presdir XL Axiata Hasnul Suhaimi sendiri menyatakan membuka diri terhadap tawaran konsolidasi dengan operator lain.

XL sendiri pernah menjalin kerja sama roaming dengan Axis di sejumlah daerah di Sumatera pada 2010. Namun kerja sama tersebut dihentikan tahun lalu tanpa alasan yang jelas.

Sutrisman melihat kerja sama roaming seperti ini sebenarnya tidak melanggar aturan, justru pelanggan lah yang diuntungkan.

Hal senada diungkapkan Head of Corporate Legal XL Sutrisman bahwa pihaknya membuka diri terhadap merger dan akusisi dengan oerator lain.

Namun, tambahnya, pihaknya belum menentukan kriteria apapun terkait soal merger dan tidak ada kaitannya juga dengan kedekatan frekuensi. Seperti diketahui, operator yang paling dekat frekuensinya dengan XL adalah Axis.

"Aturan merger, termasuk penyatuan frekuensi masih diatur regulator, jadi kami masih menunggu. Namun yang pasti, XL siap setiap saat untuk merger dengan operator lain," ujar Sutrisman.

Menurut dia, pihaknya melihat di satu sisi banyak operator di luar tiga besar yang berdarah-darah karena pendapatannya yang makin menurun, bahkan beberapa diantaranya mencatat kerugian.

Kementerian Komunikasi dan Informatika juga mengakui, di luar operator tiga besar, yaitu Telkomsel, Indosat, dan XL, kondisi operator memprihatinkan, bahkan cenderung kolaps.

Ismail Ahmad, Direktur Telekomunikasi, Kemenkominfo mengungkapkan penurunan trafik suara dan meningkatnya trafik data bikin pendapatan operator menurun, karena yang berjaya justru vendor OTT (over the top) seperti Google, Yahoo, Facebook, Twitter, dan lainnya.

"Untuk itulah Kemenkominfo mendorong agar operator melakukan konsolidasi dalam bentuk merger atau sharing infrastruktur sehingga lebih meminimalkan pengeluaran operasional," tuturnya.