MAJALAH ICT – Jakarta. Menteri Koordinator (Menko) Politik Hukum dan Keamanan (Polhukam) Tedjo Edhy Purdijatno dalam "Konferensi Terorisme dan ISIS Internasional" di Jakarta menegaskan, jaringan internet yang kerap dimanfaatkan oleh kelompok radikal untuk perekrutan. Namun demikina, bukanlah hal mudah untuk menertibakannya karena tidak bisa sembarangan dilakukan.
"Secara otomatis tidak bisa dihapus, mereka kan masuk ke website orang. Ini jadi masukan untuk Kementerian Komunikasi dan Informasi bagaimana agar tidak memengaruhi warga negara yang lain," kata Tedjo. Untuk itu, Tedjo kembali menyampaikan pembentukan Badan Cyber Nasional untuk memperkuat pertahanan cyber Indonesia mencegah serangan-serangan dari jaringan komputer yang dilakukan pihak manapun.
Seperti diberitakan, perekrutan warga Indonesia yang hendak dikirimkan menjadi tentara atau relawan kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) ke Suriah juga berbasis internet melalui website www.mustaqbal.com.
Meski pemerintah menyatakan telah memblokir video-video bergabungnya anak-anak Indonesia ke dalam Negara Islam Irak-Suriah (ISIS), namun video-video yang menggambarkan bagaimana anak-anak yang menggunakan Bahasa Indonesia saat berlatih lari dengan membawa senjata laras panjang, belajar menembak dan bersekolah masih bergentayangan di YouTube.
Dalam video yang dapat menginspirasi dan mempropaganda anak-anak dan orang tua di Indonesia untuk gabung ke ISIS tersebut, diperlihatkan percakapan mengenai ingin menjadi apa tersebut jika kelak dewasa. Dan ketinggalan, ditanyakan pula apakah anak tersebut bisa membongkar pasang senjata AK maupun apakah takut akan bom, dimana semua pertanyaan dijawab dengan lantang oleh anak kecil tersebut.
Salah satu video Youtube yang masih bergentayangan beralamat di https://www.youtube.com/watch?v=iG6iOqwAQDY. Dan meskipun seolah merupakan berita, namun laman lainnya juga masih didapatkan video dengan gambar dan isi yang sama meski untuk beberapa aktivitas diblur di halaman https://www.youtube.com/watch?v=5JpIA8cnhuk.
Mengenai masih adanya halaman di YouTube yang menggambarkan anak Indonesia bergabung dengan ISIS, diakui Menteri Komunikasi dan Informatika bahwa konten seperti itu telah dikloning dan disebarluaskan melalui situs lain. Untuk itu, Rudiantara berharap masyarakat secara aktif mengadukan kepada pihaknya melalui email ke aduankonten@mail.kominfo.go.id . "Kalau memang menemukan konten berbau terorisme, segera laporkan akan kami tindak lanjuti," ujarnya.