MAJALAH ICT – Jakarta. Baidu merilis laporan hasil eksplorasinya mengenai tren dunia mobile di Indonesia, yang berjudul "Explore the Mobile World in Indonesia". Laporan tersebut disusun berdasarkan hasil survei dan wawancara yang dilakukan perusahaan sejak 2 September hingga 31 Oktober 2014. Kegiatan ini bertujuan untuk mendapatkan wawasan mengenai situasi terkini dan tren pasar mobile di Indonesia, sekaligus untuk mendapatkan deskripsi mendalam tentang para pengguna ponsel di Indonesia.
Dalam kegiatan ini, Baidu melibatkan lebih dari 11.000 responden yang berasal dari masyarakat umum hingga para narasumber dari berbagai industri terkait, termasuk para blogger teknologi, media, pengembang aplikasi, serta perusahaan-perusahaan komersial ternama di Indonesia.
Eksplorasi dilakukan melalui survei online di Baidu Browser serta situs id.hao123.com, Liputan6.com, Antaranews.com, dan JPNN.com. Sementara wawancara secara mendalam dilakukan melalui telepon dengan para pengguna ponsel di kota-kota besar di Indonesia, serta melalui tatap muka langsung dengan para pakar dalam industri terkait.
Baidu menemukan bahwa smartphone menjadi perangkat yang paling banyak dan paling sering digunakan untuk mengakses internet di Indonesia. Sebanyak 59,9% responden mengakses internet melalui smartphone. Perangkat lainnya yang digunakan adalah laptop, PC, Tablet, dan Netbook.
Saat ini, smartphone kelas low-end masih menjadi yang terbanyak digunakan oleh pengakses mobile internet di Indonesia. Lebih dari 80% pengguna menggunakan smartphone dengan kisaran harga Rp1 juta – 3 juta.
Android menjadi sistem operasi favorit para pengguna internet mobile di Indonesia. Sebanyak 87,3% di antara pengguna juga menyatakan ingin mengganti ponselnya dengan ponsel Android yang lebih baik di masa depan.
Samsung menjadi merek paling populer di kalangan pengguna mobile internetdi Indonesia. Merek tersebut digunakan oleh sebanyak 49,7% pengguna. Meskipun demikian, merek-merek ponsel lokal mulai bersaing dengan Samsung. Di antaranya adalah, Smartfren, Advan, Evercoss, Mito, dan Himax.
Di luar perkiraan, harga tidak lagi menjadi pertimbangan utama pengguna dalam memilih operator layanan akses internet mereka. Yang menjadi pertimbangan utama adalah penawaran paket data yang menarik (39,6%), kecepatan jaringan (38,2%), baru setelah itu harga yang lebih rendah (34,9%), stabilitas jaringan (33,3%), dan cakupan jaringan (31,9%).
Sementara itu, mayoritas pengguna internet mobile di Indonesia adalah laki-laki dengan penghasilan bulanan Rp3.000.000 atau lebih rendah. Sebanyak 74,7% pengguna adalah laki-laki dan sisanya, sebanyak 25,3% adalah perempuan.
Dalam kegiatan ini, Baidu mengelompokkan para pengguna mobile internet ke dalam tiga tipe, yakni pengguna mobile, pemain mobile, dan pengguna pemula mobile. Pengguna mobile mewakili para karyawan kantor yang menggunakan komputer sebagai alat utama untuk mengakses internet. Mereka mengakses internet dengan ponsel hanya di waktu tertentu saja. Pemain mobile mewakili para generasi muda, termasuk pelajar dan mahasiswa, yang lebih banyak menggunakan ponsel ketimbang komputer untuk mengakses beragam aplikasi dan games di internet. Pengguna pemula mewakili orang-orang yang baru mengenal internet dan tidak terlalu familiar dengan teknologi.
Aktivitas berinternet yang paling sering dilakukan adalah mengakses jejaring sosial (84,2%), melakukan pencarian (65,7%), membaca berita (39,2%), mengakses email (38,9%), menonton video (31,4%), serta bermain game(30,7%). Sebagian pengguna juga mengakses mobile internet untuk mendengarkan musik dan mengakses blog.
Kebanyakan pengguna mobile di Indonesia hanya sering menggunakan 1–2 aplikasi saja. Aplikasi-aplikasi yang paling banyak dipasang dan digunakan adalah jejaring sosial, peramban, games, serta pemutar musik dan video.
Peramban (browser) menjadi aplikasi serbaguna yang sering diakses oleh para pengguna mobile internet. Sebanyak 78,3% pengguna membuka peramban berkali-kali dalam sehari, antara lain untuk melakukan pencarian, mengunduh, mengakses jejaring sosial, membaca berita, menonton video, dan berbelanja online.
Rumah menjadi tempat yang paling umum untuk mengakses mobile internet, yakni sebanyak 95,2%,diikuti dengan kantor, restoran, kafe, sekolah, dan angkutan umum. Waktu puncak pengguna untuk mengakses mobile internetadalah pada saat makan siang dan setelah jam kerja.
Masa Depan Mobile Internet di Indonesia
Dengan besarnya populasi di Indonesia, diharapkan penetrasi mobile internetbisa bertumbuh dengan cepat di masa depan. Banyak pengguna ponsel masih awam dengan mobile internet. Meski begitu, mereka belajar dengan cepat. Potensi ini menumbuhkan keyakinan bagi perusahaan telekomunikasi dan operator untuk berinvestasi pada infrastruktur internet yang lebih baik.
Sementara itu, para pengembang aplikasi mengharapkan adanya komunikasi yang lebih intensif dengan pemerintah dan pengusaha. Mereka juga berharap di masa mendatang semakin banyak perusahaan tertarik untuk menjalin kerja sama dengan para pengembang. Kerja sama dengan perusahaan-perusahaan asing juga diharapkan dapat membantu industri lokal untuk bertumbuh.