MAJALAH ICT – Jakarta. Melimpahruahnya data publik saat ini memberikan permasalahan baru untuk bagaimana mengolah data tersebut menjadi informasi yang berguna. Namun begitu, di sisi lain, isu Big Data juga memberikan kesempatan besar untuk dapat memenangkan persaingan bisnis ke depan, bahkan dapat juga dipakai dalam sektor lain seperti politik, kebijakan pemerintah maupun dunia periklanan.
Demikian disampaikan Direktur Eksekutif Indonesia ICT Institute dalam "Big Data dan CEM Summit 2015" yang digelar di Hotel Ritz Carlton, Jakarta. "Big Data selain Big Problem juga Big Opportunities," ujarnya. "Tantangannya adalah bagaimana memanfaatkan Big Data menjadi informasi yang berguna di era terpaan informasi yang demikian dahsyat, termasuk di Indonesia ini," kata Heru yang membawakan makalah "Big Data in Indonesia for National Growth".
Selain Heru, hadir pula beberapa pembicara dari berbagai negara dan beragam latar belakang, seperti Victor Korompis dari Bank Danamon, Amit Panda dari XL axiata, Prashant Gokar yang merupakan Chief Strategy and Planning Officer Indosat, Managing Director dan Co Founder Zalora Indonesia Fredrik Thomassen, Big Data Project Director PT Telkom Komang B. Aryasa, Jong Gun Lee dari UN Global Pulse , Benny Wong dari Cigna Hong Kong dan lainnya.
Sementara itu, Fredrik Thomassen mengaku pihaknya telah menggunakan analisis Big Data dalam berbagai kegiatan di e-commerce Zalora, termasuk profil pemesan barang, produk yangs ering dilihat sehingga bisa menawarkan produk yang sesuai bagi orang yang berkunjung ke situs Zalora.
Hal yang sama diungkap Komang Aryasa. Semua data yang masuk ke Telko diolah dan menjadi masukan dalam berbisnis. Bahkan, katanya, Telkom juga sedang bekerja sama dengan BUMN lain untuk mengolah data yang ada di BUMN tersebut untuk dapat lebih memberikan layanan optimal bagi para penggunanya.