MAJALAH ICT – Jakarta. Memang tak bisa dipungkiri, kehadiran BlackBerry Q10 begitu ditunggu-tunggu penggemar vendor asal Kanada itu di Indonesia. Namun, apakah penantian itu bebruah manis dengan laris manisnya sang produk? Atau malah merupakan awal malapetaka BlackBerry di Indonesia?
Gemerlap kehadiran BlackBerry Q10 sudah jauh-jauh hari dipancarkan. Bahkan Menteri Perdagangan Gita Wirjawan pun secara tak sengaja ikut menabuh genderang kehadiran BlackBerry yang merupakan varian BlackBerry 10 tersebut.
Niat Kementerian Perdagangan yang akan mensweeping penjual dan pengguna BlackBerry Q10 secara tidak langsung merupakan iklan gratis bagi vendor asal Kanada tersebut. Entah apakah Kemendag memang bermaksud mempromosikan gadget baru tersebut, hanya Tuhan yang tahu.
Namun, ekspektasi dari calon pengguna di Indonesia sudah sedemikian tinggi. Padahal, sama hanya dengan BlackBerry Z10 yang kurang bersinar, BlackBerry Q10 pun diprediksi kandas di tengah jalan.
Setelah meninggalkan paham BlackBerry Internet Service (BIS), tentunya BlackBerry Q10 tak jauh berbeda dengan Samsung Galaxy atau pun produk iPhone. Dari sisi fitur, tentunya BlackBerry kalah dengan android yang kaya fitur dan layanan.
Dari sisi desain, BlackBerry Q10 juga biasa saja, dengan keyboard QWERTY sama halnya produk BlackBerry sebelumnya.
Ingat, kesuksesan BlackBerry di Indonesia karena adanya layanan BIS, dan bila itu dihilangkan, maka hilanglah kesempatan BlackBerry, terutama Q10 untuk merajai pasar smartphone di Indonesia.