MAJALAH ICT – Jakarta. Masa jabatan Anggota Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI) yang sudah melebihi batas pada 2 Mei lalu, akan resmi berakhir minggu depan. Hal itu setelah panitia seleksi menyelesaikan proses akhir seleksi dan memilih sebanyak enam Anggota BRTI baru periode 2015-2018 menggantikan Anggota BRTI Periode 2012-2015.
Dijelaskan oleh Kepala Humas Kemkominfo Ismail Cawidu, saat ini Panitia Seleksi Calon Anggota KRT BRTI telah menuntaskan penjaringan terhadap enam komisioner terpilih dari unsur masyarakat. "Daftar anggota BRTI 2015-2018 sudah ada di Pak Menteri . Pelantikannya direncanakan minggu depan, Tapi nama-namanya belum boleh diumumkan sekarang," ungkap Ismail.
Dari proses seleksi hingga seleksi tahap III, masih ada 38 nama yang lolos. Nama-nama itu kemudian diperas lagi menjadi sisa 18 nama atau tiga kali lipat calon anggota BRTI yang akan dipilih, 6 orang.
Dari proses yang sudah dijalani, ada beberapa kandidat kuat yang akan mengisi posisi lembaga yang mengatur, mengawasi dan mengendalikan industri telekomunikasi ini. Siapa saja mereka?
Salah satu kandidat kuat yang akan mengisi posisi Komisioner BRTI adalah I Ketut Prihadi. Ketut yang sebelumnya pernah bekerja sebagai Kepala Bagian Hukum di Ditjen Postel, Kementerian Kominfo, digadang-gadang akan menduduki posisi Anggota BRTI untuk menangani Bidang Hukum. Hal ini sesuai dengan kemampuannya dan pengalamannya selama ini, dan di antara kandidat lain tidak ditemukan calon yang begitu menguasai masalah hukum terkait telekomunikasi.
Dari bidang teknologi, muncul dua nama kandidat kuat, yaitu Taufik Hasan dan Sigit Puspito Wiganti. Taufik Hasan merupakan sosok yang akrab dengan bidang ini karena pernah membawahi Telkom Riset dan Teknologi (Risti). Taufik juga merupakan Ketua Mastel dimana terakhir menjadi Ketua Munas Mastel. Sedangkan Sigit Puspito merupakan Anggota petahan BRTI. Selain merupakan bidang yang dipegangnya di BRTI saat ini, Sigit dinilai merupakan Anggota BRTI petahana yang layak melanjutkan tigaskan ke periode kedua. Meski demikian, nama-nama seperti Agung Harsoyo, Bernaridho Imanuel Hutabarat juga merupakan kandidat yang dinilai memiliki pengetahuan telekomunikasi dan IT yang mumpuni.
Nama lain yang dianggap akan masuk dalam barisan pengawal sektor telekomunikasi Indonesia adalah Eddy Satriya. Deputi Menko Perekonomian ini lama malang-melintang mengurusi telekomunikasi dan IT nasional, termasuk menggolkan Kebijakan Rencana Pita Lebar Indonesia. Sebelum di Menko Perekonomian, Eddy Satriya lama bekerja di Bappenas.
Dari unsur masyarakat untuk mengurusi kebijakan publik, nama lelaki yang pernah jadi Chief Editor Majalah seluler Ahmad Lukman Aribowo menjadi kandidat kuat. Sebab, BRTI juga memerlukan figur yang bisa mengkomunikasi dan mensosialisasikan kebijakan regulator, serta mendengar aspirasi yang berkemban di masyarakat.
Satu posisi tersisa, memang masih ramai diperebutkan. Ada Rolly Rochmad Purnomo yang sempat bekerja di Bappenas dan KPPU, yang tentunya mendalami masalah persaingan usaha, kemudian juga Erina HC Tobing, yang sebelumnya adalah Direktur Teknik TVRI. Dalam masa beberapa periode sebelumnya, ada figur yang juga mewakili dan memiliki kemampuan akan pengaturan persaingan usaha, dan juga unsur penyiaran mengingat konvergensi yang saat ini sudah terjadi di industri ini.