MAJALAH ICT – Jakarta. Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI) sebagai lembaga pengatur industri telekomunikasi ikut memberikan masukan terkait rencana PT Telekomunikasi Indonesia menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang akan digelar besok, 19 Desember 2014. BRTI mendesak agar Dirut Telkom mendatang berasal dari internal Telkom, terutama yang pernah menjadi CEO di anak-anak usaha Telkom Group.
Menurut Anggota BRTI Riant Nugroho dalam Siaran Pers nya, selain syarat memiliki sikap leadership, kemampuan melakukan perubahan, integritas dan bersih, ada sejumlah kriteria lain yang harus dipenuhi jajaran direksi Telkom.
"Pertama, calon tersebut harus berasal dari dalam perusahaan atau lingkungan Telkom sendiri. Artinya dia harus sosok yang memiliki rekam jejak karier dari Telkom. Dia sudah memahami seluk-beluk Telkom, baik hal yang sudah dilakukan maupun rencana yang akan dilakukan," papar Riant yang juga Pengamat Kebijakan Publik ini.
Kemudian ditambahkannya, calon tersebut juga telah memiliki pengalaman sebagai CEO di lingkungan Telkom maupun anak perusahaannya. "Pertimbangan ini merupakan syarat penting, karena sebagai perusahaan besar, maka kematangan pengalaman harus dimiliki," ujarnya.
Syarat lainnya, alon tersebut tidak boleh memiliki kepentingan atau afiliasi dengan kepentingan kelompok atau politik tertentu. "Kalau memang ada sponsor yang mengusulkan calon, silakan saja, tapi syarat ideal dalam mengusung calon harus berdasarkan syarat tersebut. Dia harus independen, dan hanya karena pertimbangan profesionalitas saja, dia dapat diberi amanah," lanjutnya.
Sementara syarat lainnya, calon dirut Telkom harus memiliki totalitas dalam bekerja. Dia harus memiliki visi dalam mengembangkan Telkom. "Hal ini berarti, calon tersebut harus mampu menguasai tiga hal utama bisnis Telkom, yakni jaringan, aplikasi, dan sebagai perusahaan yang memberi jasa solusi," desaknya.
Menurut Riant, meski tidak secara tertulis, namun menjadi hal lumrah bila setiap BUMN yang sudah memiliki omzet hingga triliunan rupiah, Presiden Jokowi memiliki andil dalam memutuskan calon perusahaan plat merah tersebut. "Telkom ibarat gadis cantik yang mengundang banyak kepentingan. Apalagi semua posisi yang ditawarkan masing-masing memiliki nilai strategis," pungkas Riant.