MAJALAH ICT – Jakarta. Selaku pemimpin pasar dunia untuk produk pencitraan digital, Canon memiliki jajaran produk yang lengkap dan berkualitas tinggi. Canon EOS C Series adalah salah satu produk yang merupakan jajaran kamera video profesional Cinema EOS System dengan resolusi perekaman video terbaik hingga mencapai resolusi 4K pada tipe tertentu.
Sejak diperkenalkan, jajaran kamera video profesional ini mampu menarik perhatian seluruh dunia. Fitur-fiturnya menarik, resolusi tinggi yang dapat dihasilkan, bodi yang compact serta jajaran lensa yang lengkap membuat Canon EOS C Series menjadi perhatian kalangan industri penyiaran maupun sineas di industri perfilman.
Memiliki sensor CMOS Super 35mm menjadikan jajaran Cinema EOS System ini menjadi buruan penggunanya, baik bagi pemula maupun para profesional. Besaran sensor tersebut menjadikan Canon Cinema EOS System memiliki kapasitas ISO yang mencapai 20.000 sehingga kamera ini bisa digunakan untuk berbagai kebutuhan dan bisa diandalkan meskipun di tempat yang minim cahaya. Dengan demikian, para sineas bisa memangkas biaya produksi dari biaya sewa peralatan lampu. Kekuatan lain dari kamera ini adalah mobilitas yang sangat tinggi, mudah didapatkan di banyak rental kamera, juga banyaknya pilihan jenis lensa Canon EF yang tentunya akan menambah kreativitas para pembuat film.
Dengan keistimewaan tersebut, para sineas di Indonesia cenderung menentukan pilihan kamera utama pada produk-produk Canon di setiap film yang diproduksi, sebut saja seperti Cinta Brontosaurus, Manusia Setengah Salmon, Get M4rried 4, Refrain, La Tahzan maupun Air Terjun Pengantin Phuket. Enam dari 10 film Box Office Indonesia tahun 2013 tersebut diproduksi menggunakan perangkat kamera video profesional Canon dan beberapa diantaranya menggunakan Canon EOS C Series.
“Kami sangat berterima kasih dan mengapresiasi para sineas yang selalu setia dan mempercayakan filmnya diproduksi dengan produk-produk Canon, khususnya kamera video profesional Cinema EOS System. Canon akan terus mendukung kemajuan industri perfilman di Indonesia dengan menghadirkan perangkat-perangkat yang berkualitas dan andal untuk digunakan dalam segala situasi,” ujar Merry Harun, Direktur Divisi Canon, PT. Datascrip.
Keandalan kamera sinema Canon dialami sendiri oleh Director of Photography (DOP), Yadi Sugandi ketika menggunakan EOS Cinema C300. DOP film Cinta Brontosaurus ini menuturkan Canon EOS Cinema C300 memiliki kemampuan sensor digital yang sangat baik sehingga sangat membantu untuk pengambilan gambar dalam kondisi low light.
“Fitur CanonLog pada C300 menjadikan gambar bidikan superflat, hampir persis ketika menggunakan kamera 35mm. Hal ini menjadikan kreativitas kami tidak lagi dibatasi oleh ruang warna dan cahaya. Kami pun lebih bebas berkreasi saat syuting maupun pascaproduksi. Bagi kami di lapangan, inovasi teknologi mutakhir memang kami butuhkan, dan Canon selalu memberikan itu semua," ujar Yadi.