MAJALAH ICT – Jakarta. PT Bukalapak.com Tbk (“Bukalapak”, “BUKA” atau “Perseroan”) hari ini menggelar Public Expose secara virtual untuk membagikan informasi seputar laporan keuangan sepanjang kuartal kedua tahun 2021 serta perkembangan bisnis Perseroan sepanjang tahun 2021 ini.
Dari sisi capaian bisnis, Bukalapak terus menunjukkan pertumbuhan yang positif; dimana Total Processing Value (TPV) selama kuartal kedua tahun 2021 (2Q21) tumbuh sebesar 56% dan semester pertama tahun 2021 (1H21) tumbuh 54% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, masing-masing menjadi Rp 29,4 triliun pada 2Q21 dan Rp 56,7 triliun pada 1H21.
Sebanyak 73% TPV Perseroan selama semester pertama tahun 2021 (1H21) berasal dari luar daerah Tier 1 di Indonesia, di daerah dimana penetrasi all-commerce dan tren digitalisasi warung- warung dan usaha kecil ritel terus menunjukan pertumbuhan yang kuat.
Pendapatan Bukalapak pada 2Q21 tumbuh sebesar 37% dari tahun sebelumnya, menjadi Rp 440 miliar, dan pendapatan 1H21 tumbuh 35% menjadi Rp 864 miliar. Dibandingkan periode yang sama tahun 2020, pendapatan Mitra Bukalapak pada 2Q21 tumbuh sebesar 292% menjadi Rp 145 miliar, sementara pendapatan pada 1H21 untuk Mitra Bukalapak naik sebesar 350% menjadi Rp 290 miliar. Kontribusi Mitra Bukalapak terhadap pendapatan Perseroan meningkat dari 12% pada 2Q20 menjadi 33% pada 2Q21.
Pada akhir kuartal kedua 2021, jumlah Mitra yang telah terdaftar mencapai 8,7 juta dan jumlah merchant yang terdaftar di marketplace Bukalapak mencapai lebih dari 6.6 juta.
“Kinerja Bukalapak terus membaik di semester pertama 2021 serta kesuksesan Initial Public Offering (IPO) pada kuartal ke-tiga tahun ini telah memperkuat posisi kami untuk terus menjaga pertumbuhan bisnis. Bukalapak optimis untuk dapat melanjutkan momentum tersebut di masa-masa yang akan datang guna memastikan perusahaan memiliki pertumbuhan berkelanjutan,” ujar Rachmat Kaimuddin, Direktur Utama PT Bukalapak.com Tbk.
“Tujuan kami saat ini adalah untuk memastikan pertumbuhan bisnis yang sehat dan berkualitas berdasarkan solusi-solusi bisnis yang tepat. Kami meyakini Bukalapak berada di sektor bisnis yang tepat, dan kami mempunyai platform yang baik, serta infrastruktur dan sumber daya untuk terus menghasilkan kinerja perusahaan yang baik di masa depan,” lanjutnya.
Bukalapak juga terus berhasil menekan kerugian Earning Before Interest, Taxes, Depreciation, and Amortization (EBITDA)-nya. Kerugian EBITDA pada 2Q21 sebesar Rp 407 miliar mencerminkan adanya perbaikan sebesar 31% dibandingkan pada 2Q20, sementara kerugian EBITDA pada 1H21 membaik sebesar 27% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Rasio kerugian EBITDA terhadap TPV membaik dari 3,1% pada 2Q20 menjadi 1,4% pada 2Q21, sementara rasio kerugian EBITDA pada 1H21 terhadap TPV juga membaik menjadi 1,2% dibandingkan dengan 2,6% pada periode yang sama tahun lalu.
Bukalapak mampu menekan kerugian operasionalnya sebesar 24,9% menjadi Rp 776 miliar pada 1H21 dari Rp 1.03 triliun pada 1H20. Pada 1H21, Perseroan berhasil mengurangi kerugian bersihnya sebesar 25,7% menjadi Rp 763 miliar dari Rp 1,03 triliun pada 1H20.
Selain memaparkan capaian bisnis melalui laporan keuangan kuartal kedua 2021, CEO Bukalapak Rachmat Kaimuddin juga menyampaikan sejumlah perkembangan terbaru seputar Bukalapak, di antaranya dimulainya masa pensiun Lau Eng Boon selaku anggota Dewan Komisaris PT Bukalapak.com Tbk sebagai Head, Portfolio & Head, TMT & Business Services Global Investments, Strategy & Risk Private Equity di Government of Singapore Investment Corporation Pte Ltd (GIC). Dengan begitu, berakhir pula masa tugas Lau Eng Boon sebagai Komisaris Bukalapak.
Meningkatnya transaksi menggunakan QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard) di Mitra Bukalapak sebesar 18% selama kuartal kedua dibandingkan dengan kuartal 1 tahun ini. Hal ini menunjukkan hasil yang positif terhadap upaya Bukalapak mendukung upaya pemerintah dalam menciptakan inklusi keuangan melalui sistem pembayaran yang aman, mudah, dan nyaman bagi seluruh masyarakat.
Perkenalan serta peluncuran aplikasi investasi B-Money, hasil kerjasama Bukalapak melalui PT Buka Investasi Bersama dengan Ashmore Asset Management Indonesia, sebagai solusi investasi yang memberikan beragam kemudahan bagi seluruh lapisan masyarakat. Dengan B-Money, pengguna dapat berinvestasi mulai dari Rp 1000 per transaksi. B-Money juga merupakan inisiatif Bukalapak untuk memperluas kesetaraan akses ke investasi melalui teknologi.
Demi mendorong terciptanya inklusi keuangan di tanah air, Bukalapak bekerjasama dengan Standard Chartered juga mengumumkan rencana peluncuran BukaTabungan, bank digital yang bertujuan menjadi solusi finansial baru dengan layanan perbankan digital pertama di Indonesia yang memanfaatkan jangkauan platform e-commerce dan Banking-as-a-Service dari lembaga keuangan kelas dunia untuk memberikan layanan perbankan yang lebih inklusif dan menyeluruh bagi setiap anggota masyarakat.
Akuisisi Itemku, salah satu gaming marketplace terkemuka di Indonesia dengan pertumbuhan yang pesat, untuk memenuhi kebutuhan pasar digital gaming Indonesia, sekaligus memperluas akses ke digital gaming bagi seluruh masyarakat.