MAJALAH ICT – Jakarta. Cisco mengumumkan Digital Network Architecture (DNA), sebuah arsitektur terbuka yang mudah diperluas, dan berbasis perangkat lunak untuk bisnis digital. Cisco DNA melengkapi teknologi Application Centric Infrastruktur (ACI) berbasis data center terdepan dari Cisco dengan memperluas pendekatan yang didorong oleh kebijakan dan strategi perangkat lunak di seluruh jaringan, dari pusat ke kantor cabang, kabel ke nirkabel, inti ke tepi.
Cisco DNA dihadirkan dalam jajaran Cisco ONE Software, sehingga memungkinkan lisensi berbasis perangkat lunak yang disederhanakandan membantu perlindungan investasi serta fleksibilitas. Cisco DNA dibangun berdasarkan lima prinsip, yang meliputi analisis pervasif untuk memberikan insight tentang pengoperasian jaringan, infrastruktur TI dan bisnis informasi yang hanya dapat disediakan oleh jaringan. Kemudian, manajemen layanan dihadirkan dari cloud untuk menyatukan kebijakan dan orkestrasi di seluruh jaringan yang memungkinkan ketangkasan cloud dengan keamanan dan kontrol pada solusi on premise, serta terbuka, dapat diperluas, dan dapat diprogram pada tiap lapisan dimana mengintegrasikan Cisco dan teknologi pihak ketiga, API terbuka, dan platform developer, untuk mendukung ekosistem yang kaya akan aplikasi berbasis jaringan.
“Jaringan digital adalah platform untuk bisnis digital,” kata Rob Soderbery, SVP for Enterprise Products dan Solusi, Cisco. “Cisco DNA menyatukan virtualisasi, otomasi, analisis, cloud dan pemrograman untuk membangun platformtersebut. Akronim untuk Digital Networking Architecture (DNA) bukan sebuah kebetulan. Kami mengubah DNA dari teknologi jaringan secara mendasar,” tambahnya.
Cisco juga mengumumkan kemampuan otomasi, virtualisasi dan manajemen cloud dalam mendukung arsitektur DNA, yaitu Otomasi DNA: Platform APIC-Enterprise Module (APIC EM) yang merupakan versi terbaru dari enterprise contoller Cisco sekarang tersedia untuk umum, Cisco Plug and Play sebagai perangkat lunak otomasi ini menghapus kebutuhan staging apapun untuk pra-konfigurasi atau truck roll-outs ke lokasi terpencil, yang biasanya membutuhkan biaya sekitar USD 200 – USD 2.000 per perangkat, Easy Quality of Service (EasyQoS) yang memungkinkan jaringan untuk memperbarui jaringan pengaturan QoS yang luas secara dinamis berdasarkan kebijakan aplikasi, Layanan Otomasi Cisco Intelligent WAN (IWAN), Virtualisasi DNA Evolved IOS-XE dan Enterprise NFV, serta DNA Cloud Service Management CMX Cloud.
“Layanan Enterprise NFV dalam DNA memungkinkan kita untuk berinovasi dengan kecepatan melalui pemrograman terbuka dan dengan menyediakan fungsi virtualisasi dan aplikasi di manapun, kapanpun saya membutuhkannya, di sepanjang jaringan,” kata Markus Voegele, Sr. Network Architect, IBM Aviation Industry Services
“Tidak seperti solusi SDN lainnya, inovasi DNA seperti APIC EM dapat diterapkan pada infrastruktur yang ada, sehingga kita dapat bergerak cepat dengan risiko yang minimal dan perlindungan investasi yang maksimal,” kata CJ Singh, Chief Technology Officer, Backcountry.com