Search
Senin 10 Februari 2025
  • :
  • :

Dalam 1 Detik, 22,5 GB Dipertukarkan di Internet di Seluruh Dunia

MAJALAH ICT – Jakarta. Berdasarkan riset yang dilakukan oleh McKinsey Global Institute (2014), Big Data merupakan salah satu dari 5 disruptive technologies yang akan mempengaruhi berbagai sektor industri baik saat ini maupun masa yang akan mendatang. Dan saat ini, hanya dalam 1 detik, 22,574 Gigabyte data dipertukarkan di internet dari seluruh dunia. Tren dan pengelolaan big data dipicu oleh pertumbuhan teknologi, terutama pemanfaatan cloud, social media dan internet.

Demikian disampaikan Direktur Utama Infomedia, Bona L Parapat. "Perkembangan tren teknologi big data dan social media memberikan banyak manfaat baik dalam pekerjaan maupun dalam peningkatan kualitas hidup masyarakat dan bangsa Indonesia," katanya.

Apa yang disampaikan Bona diperkuat Project Director Probis Big Data Telkom, Komang Budi Aryasa.  "Pertukaran data tersebut didominasi oleh aplikasi social media, dan selanjutnya baru disusul oleh aktfitas lain seperti chat, search engine dan juga online shop. Dengan tren global, saat ini Indonesia menduduki peringkat ketiga dunia dalam hal pertumbuhan jumlah pengguna internet, juga mengalami kenaikan yang luar biasa dalam hal jumlah big data," katamya.

Ditambahkannya, sebagai provider TIMES (Telecommunciation, Information, Media, and Edutainment Services) terbesar di Indonesia, lanjut Komang, saat ini Telkom Group mengelola 252 juta sumber data dari pelanggan Telkomsel, Telepon, Internet dan CRM. "Dalam hal volume data, tak tanggung–tanggung Telkom sendiri mencatatkan pertumbuhan 12 Terabytes data setiap bulannya dalam bentuk yang sangat bervariasi, yaitu audio, billing, Web, Location, CRM dan Social Media," yakinnya.

Sementara itu, Director of Marketing & Sales PT. Infomedia Nusantara, Andang Ashari, mengatakan, dari total 255,5 juta jiwa populasi di Indonesia dengan 88,1 juta pengguna internet terdapat 74 juta pengguna aktif sosial media. "Bahkan, dalam setiap harinya rata-rata 5 jam waktu dihabiskan para netizen di Indonesia untuk berinteraksi di sosial media," jelas Andang.