MAJALAH ICT – Jakarta. PT XL Axiata Tbk mendapatkan mengantongi hasil rights issue 500 juta dolar AS. Hasil ini dipakai untuk melunasi utang-utang XL.
Disampaikan Direktur Utama PT XL Axiata Tbk. Dian Siswarini, uang hasil rights issue sudah diterima perseroan. Dana tersebut akan digunakan untuk mempercepat pelunasan utang ke induk usaha XL Axiata sebesar 500 juta dolar AS.
"Rights issue kami oversubscribed. Hal ini menandakan tingkat kepercayaan investor terhadap kami sangat tinggi," kata Dian. Dijelaskan Dian, dengan dibayarkannya utang, maka rasio utang kami menjadi jauh lebih sehat
XL sendiri sudah menawarkan 2,14 miliar saham baru dengan nilai nominal Rp100 per saham atau 20% dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah penawaran umum terbatas (PUT) II.
Right issue ini, ungkap Dian, sejalan dengan strategi neraca keuangan perseroan, dimana senantiasa berupaya untuk memperkuat posisi keuangan XL dan meminimalisir eksposur valuta asing. Dan dana bersih yang diperoleh dari aksi korporasi ini akan digunakan untuk pembayaran kembali atas seluruh hutang kepada pemegang saham senilai 500 juta dolar yang diberikan Axiata Group Berhad.
Sebagaimana diketahui, XL melakukan penawaran umum terbatas (PUT) II dalam rangka penerbitan hak memesan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD). Dalam right issue ini, operator telekomunikasi seluler ini mengharapkan dana 500 juta dolar AS atau sekitar Rp. 6,75 triliun.
Diketahui dari prospektus yang disampaikan kepada Bursa Efek Indonesia (BEI), XL menetapkan harga saham baru Rp.3.150 per saham. Adapun jumlah saham yang ditawarkan adalah 2,14 miliar lembar saham atau 20 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh. Dengan demikian, nilai right issue ini sekitar Rp.6,75 triliun.
Pemegang saham utama perseroan, yaitu Axiata Investments (Indonesia) Sdn Bhd berjanji untuk melaksanakan seluruh haknya untuk mengambil bagian secara penuh sesuai porsi bagian kepemilikan sahamnya (secara proporsional) yang ada pada Perseroan saat ini dalam PUT II sebesar 1,4 miliar lembar saham baru.
Setiap pemegang 100 saham berhak atas 25 HMETD, di mana tiap HMETD berhak atas satu lembar saham terbaru dari perusahaan ini. Pembeli siaga dalam aksi korporasi ini adalah Credit Suisse Singapore Limited yang siap membeli 80 persen sisa saham yang tidak terserap dan 20 persen sisanya oleh PT Mandiri Sekuritas.