MAJALAH ICT – Jakarta. Kekerasan Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama disebut-sebut akhirnya melunak. Setelah sekian lama layanan taksi Uber harus diuber-uber Dinas Pehubungan DKI Jakarta, nampaknya kini Uber bisa melanjutkan bisnisnya dengan tenang. Uber pun mengaku akan berinvestasi 50 juta dolar AS.
Demikian diungkapkan Karun Aria, Lead Communication Uber untuk South East Asia and India. Menurutnya, saat ini selain di berbagai belahan dunia lain, Uber juga sudah beroperasi di Jakarta, Bandung dan Bali. "Di Indonesia, kami telah berinvestasi sekitar 50 juta dolar. Kami beroprasi di Jakarta, Bandung, dan Bali,” ungkapnya.
Di Indonesia, tambahnya, Uber sudah merekrut 12 ribu sopir mitra melalui kerja sama dengan perusahaan rental mobil lokal dan juga koperasi penyedia armada taksi lokal yang tersebar di tiga kota operasi, yaitu Jakarta, Bandung, dan Denpasar. Bahkan diproyeksikan dalam 2 tahun ke depan, pihaknya akan menjalin kemitraan dengan 100 ribuan sopir pemilik kendaraan. Uber pun bermaksud memperluas jangkauan bisnisnya hingga ke Surabaya dan Makassar.
"Bayangkan bagaimana kami bisa membuka peluang kerja yang besar. Rata-rata para driver mengantongi pendapatan sekitar Rp.12 juta setiap bulan. Dan jika di negara lain, kami menerapkan skema 80:20, yakni 80% untuk driver, 20% untuk Uber, di Indonesia, untuk saat ini, 100% pendapatan masih untuk driver. Kalau legalitasnya sudah ada dan permintaan akan penggunaan taxi Uber sudah mulai tinggi, baru kami terapkan skema 80:20,” terangnya.
Selain itu, kata Karun berpromosi, rata-rata biaya perjalanan yang dikeluarkan penumpang Uber taxi lebih murah sebesar 30-40% dibandingkan taksi biasa. Dan taksi yang memberikan layanan pun, katanya beragam. Ada Uber X yang terdiri dari mobil seperti Toyota Avanza, Daihatsu Xenia, serta Uber Black dengan mobil berkelas dari Kijang Inova sampai BMW.