MAJALAH ICT – Jakarta. The International Consortium of Investigative Journalists (ICIJ) telah mengungkapkan bahwa babak kedua dari pengungkapan yang disebut ‘Panama Papers’ sekarang siap dipublikasikan. Kali ini, kelompok itu mengatakan bahwa harta data keuangan sensitif yang bocor dari firma hukum Panama Mossack Fonseca akan tersedia dalam format pencarian mulai 9 Mei mendatang.
Informasi ini akan terdiri dari informasi di lebih dari 200 ribu entitas offshore bersama yang tergabung dalam 21 surga bebas pajak, dari Hong Kong ke Nevada di Amerika Serikat.
wakil direktur ICIJ Marina Walker Guevara mengatakan, "Database kemungkinan akan menjadi rilis terbesar yang pernah diungkap perusahaan offshore dan orang-orang di belakang mereka."
Ketika putaran pertama pengungkapan ‘Panama Papers’ dibuat publik dampaknya langsung terasa. Penyelidikan ICIJ mengungkapkan adanya dugaan transaksi offshore pemimpin, politisi dan selebriti dunia. Meskipun rilis kebocoran data besar, ICIJ dengan cepat menjauhkan diri dari perbandingan untuk organisasi whistleblower lain seperti WikiLeaks. "Kami tidak seperti WikiLeaks. Kami sedang berusaha untuk menunjukkan jurnalisme yang bisa dilakukan secara bertanggung jawab," kata direktur ICIJ Gerald Ryle.
Sikap itu masih berdiri. "ICIJ tidak akan merilis data pribadi secara massal," kata Guevara. "Database tidak akan menyertakan catatan rekening bank dan transaksi keuangan, email dan korespondensi lainnya, paspor dan nomor telepon. Informasi yang dipilih dan terbatas sedang diterbitkan untuk kepentingan publik. Sementara database membuka dunia apa yang belum pernah terungkap di skala besar seperti, aplikasi tidak akan menjadi ‘dump data’ dari dokumen asli dan itu akan menjadi rilis dengan kehati-hatian informasi akan informasi dasar perusahaan".
Sebagai tanggapan, akun Twitter dari WikiLeaks, yang diyakini dikelola oleh pemilik Julian Assange, menyatakan keengganan kelompok untuk merilis data keuangan memberatkan secara penuh. "@ICIJorg telah menetapkan standar internasional yang sangat berbahaya dan semuanya disensor secara default," kata akun WikiLeaks Twitter pada tanggal 27 April. Dalam posting terpisah, akun WikiLeaks menulis, "Ini adalah ancaman bagi semua untuk mendirikan ini sebagai cara ‘bertanggung jawab’ dari prilaku media." The ICIJ mengatakan database yang dicari akan dipublikasikan pada tanggal 9 Mei di offshoreleaks.icij.org.