MAJALAH ICT – Jakarta. Perdebatan bagaimana sektor strategis di industri telekomunikasi ikut pula meramaikan Debat Capres antara Capres Prabowo Subianto dan capres Joko Widodo. Dalam kesempatan tersebut, yang disiarkan secara langsung oleh beberapa televisi, Jokowi berniat membeli kembali Indosat yang lepas dari pangkuan pemerntah pada 2002 lalu.
Menanggapi hal tersebut, Direktur Indonesia ICT Institute mengungkapkan bahwa rencana mem-buyback Indosat bisa dilakukan, bahkan termasuk mem-buyback saham Singapore Telecom di Telkomsel yang sebesar 35%. "Pertama, kita jangan lupa bahwa pemerintah masih punya saham di Indosat sekitar 14,29%. Jadi tidak lepas 100%. Dan untuk buyback, dengan strategi jitu hal itu bisa dilakukan," kata Heru.
Menurutnya, strategi tersebut tentu tidak bisa diungkap ke publik dan memerlukan kerja sama semua pihak, dimana pemeran utama adalah Kementerian BUMN dan Kementerian Komunikasi dan Informatika. "Sebenarnya banyak hal yang bisa dilakukan untuk mem buyback. Bahkan bukan hanya Indosat, saham Singtel yang 35% di Telkomsel juga bisa di beli kembali kok," tambahnya.
Ditegaskan Heru, yang pertama perlu dikedepankan adalah soal kemauan. "Ada kemauan tidak," ujarnya. Baru kemudian soal anggaran. Memang diperlukan anggaran yang cukup untuk membeli kembali Indosat atau Telkomsel, tapi anggaran juga bisa jadi tidak sebesar yang seharusnya disediakan. "Negara punya aset yang bisa di-barter dengan kepemilikan saham pemerintah dalam dua perusahaan tersebut," ucapnya.
Dan hal itu sebetulnya, bisa dilakukan seperti dalam kasus pengambilan slot orbit dari Indosat ke BRI. "BRI tidak punya sejarah mengurus telekomunikasi, apalagi satelit. Andai pimpinan nasional mengerti, saham pemerintah di Indosat bisa ditingkatkan dari soal satelit ini saja. belum aset lain-lainnya," sesal Heru.
Menggabungkan Telkom dan Indosat, menurut Heru, amat sangat strategis ke depannya. "Jika bisa dilakukan pembelian kembali Indosat dan Telkomsel, itu amat sangat bagus. Jika tidak, kita harus bisa memilih mana yang lebih potensial ke depan," pungkasnya.