Search
Sabtu 14 Juni 2025
  • :
  • :

Di Semester I Indosat ‘Hanya’ Merugi Rp. 160,1 Miliar

MAJALAH ICT – Jakarta. PT Indosat Tbk di semester I 2013 ini mengalami kerugian sebesar Rp.160,1 miliar. Kerugian ini meningkat meningkat 84,67% dibandingkan periode yang sama tahun lalu Rp.86,7 miliar. Sementara itu, untuk rugi berjalan sekitar Rp231,2 miliar, meningkat 28,1% dari Rp.180,5 miliar. Kerugian ini berasal dari rata-rata pendapatan per menit (ARPM) turun 2% dari Rp.132 menjadi Rp.131.

Sementara untuk pendapatan, Indosat masih mampu meningkat 14,2% menjadi Rp.11,708 triliun dari Rp.10,256 triliun. Untuk kuartal kedua 2013, pendapatan mencapai R.p5,919 triliun. Pendapatan semester pertama tahun ini masih disumbang oleh pendapatan seluler dengan kenaikan 13,7% menjadi Rp.9,571 triliun dan non seluler naik 16,3% menjadi Rp.2,136 triliun. Untuk utang, Indosat mampu menurunkan utang sekitar 21,3% dari Rp.25,795 triliun semester pertama 2012 menjadi Rp.20,299 triliun tahun ini. 

Untuk rata-rata menit pemakaian (minute of usage/MoU) Indosat mengalami penurunan 2,2% dari 95,8 menit per pelanggan pada semester I 2012 menjadi 93,7 menit per pelanggan semester satu tahun ini.

Sebelumnya disampaikan Majalah ICT, di Semester I 2013 ini, PT Indosat Tbk mencatatkan perkembangan kinerja usaha yang menurun. Dari laporan keuangan yang dipublikasikannya, sepanjang semester I 2013 ini, anak perusahaan Ooredoo, Qatar serta BUMN ini, membukukan rugi bersih keseluruhan sebesar Rp. 289,47 miliar. Jumlah itu membengkak 109,8 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp 137,98 miliar.

Dari sisi pendapatan, total revenue yang berhasil dibukukan Indosat mencapai Rp 11,7 triliun atau naik 14,14 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp Rp 10,3 triliun. Dari angka itu, pendapatan dari bisnis seluler masih menjadi penyumbang terbesar bagi perseroan.

Pada akhir Juni 2013, pendapatan dari segmen tersebut mencapai Rp 9,57 triliun, selanjutnya disusul oleh pendapatan dari multimedia, komunikasi, data dan internet Rp 1,6 triliun dan telekomunikasi tetap Rp 536 miliar.

Beberapa pos pengeluaran yang menyumbang naiknya kerugian emiten telekomunikasi ini adalah beban pendanaan yang mencapai Rp 1 triliun, dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp 980 miliar. Selain itu, beban jasa telekomunikasi juga naik Rp 831 miliar menjadi Rp 4,85 triliun dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp 980 miliar.