Operator WiMax menyambut baik terhadap rencana pemerintah yang membolehkan operator WiMax di pita frekuensi 2,3 GHz untuk menggelar teknologi Long Term Evolution (LTE) akhir tahun ini.
"Selama ini kami hanya terima nasib, bayar BHP frekuensi setiap bulan tapi tak menghasilkan. Ini akan memberi kepastian investasi bagi para pemegang ijin 2.3Ghz,” ujar Semmy Pangerapan, Pemilik PT Jasnita Telekomindo–operator WiMax.
Semmy memaparkan masalah WiMax harus dijadikan pelajaran yang pahit yang tidak boleh terulang.
Pemberian izin berbasis teknologi, tambahnya, sangat merugikan operator karena suka tidak suka bangsa Indonesia masih pada level penguna teknologi.
“Jadi kita masih didikte oleh mereka-mereka yang memiliki teknologi. Kedepannya, diharapkan pemerintah bisa membuat suatu kebijakan yangg memberikan insetif bagi para vendor yang ingin merelokasi pabriknya ke Indonesia,” tuturnya.
Sebaliknya, Direktur PT Berca Hardayaperkasa, Duta S. Sarosa mengungkapkan pihaknya masih menggunakan WiMax 16e untuk melayani pelanggan.
Sedangkan pemilik PT Internetindo Data Centra menilai teknologi WiMax 16e dan 16m sudah ketinggalan zaman, sedangkan LTE TDD pun belum tentu sesukses LTE di jaringan seluler.