MAJALAH ICT – Jakarta. Masih ingat dengan bos Google Sergei Brin yang memakai celana pendek saat menemui Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara dan bersama petinggi telekomunikasi Indonesia? Ulah bos Google yang seakan merendahkan ornag Indonesia yang hadir di markas Google tersebut, memunculkan banyak suara miring karena dalam budaya Indonesia, hal-hal formal dilakukan secara formal, yang tentunya tidak memakai celana pendek.
Dan seperti merasa bersalah, Sergei menyambangi Jakarta. Kali ini, Sergei tidak lagi menggunakan celana ‘kolor’ seperti dilakukannya di Silicon Valley, namun dengan celana panjang warna putih dan baju batik. Hal itu terlihat saat Sergei menemui Menteri Kominfo, Rudiantara.
Dalam kesempatan bertemu Menkominfo, keduanya kembali membahas soal project loon. Menurut Rudiantara, balon internet Google akan digunakan untuk memberikan konektivitas Broadband 4G yang memadai dan terjangkau bagi masyarakat. “Di mana melalui metoda konvensional tower terrestrial, Loon ini yang digunakan sebagai alternatif dan komplementer," kata Rudiantara. Rudiantara menegaskan Google Loon merupakan solusi alternatif dan komplementer penetrasi Broadband 4G di daerah perdesaan atau rural, perbatasan maupun di wilayah-wilayah pantai, dan maritim serta pulau-pulau dan laut.
Sementara itu, Sergey Brin menyatakan dengan kondisi geografik Indonesia Loon sangat sesuai. Loon bisa menjangkau luas area permukaan dengan diameter 80 km. Ujicoba Google Loon Project akan diadakan selama tahun 2016 di Indonesia. Ujiocoba itu bekerjasama dengan tiga operator selular di pita frekuensi 900 MHz yang telah dialokasikan kepada operator selular tersebut yaitu Telkomsel, Indosat dan XL Axiata. Sergey juga menyatakan bahwa pihaknya sangat antusias dan akan membantu upaya-upaya Indonesia dalam menciptakan device murah.
Dalam kesempatan bertemu Sergei, Rudiantara juga menawarkan Google untuk ikut dalam upaya menciptakan seribu teknoprenur di Indonesia. “Google dapat berperan untuk menciptakan bibit-bibit (seed) startup sehingga mereka dapat menjadi technopreneur,” kata Rudiantara. “Sergey sangat mendukung hal itu bahkan akan menambah target program pengembangan technopreneur di Indonesia sehingga membantu penciptaan sebagian dari 1000 startup tersebut,” tambahnya.