MAJALAH ICT – Jakarta. Penataan frekuensi 1800 MHz masih belum lancar. Disebut-sebut, diskusi pindah-memindah alokasi frekuensi untuk para operator yang kemudian akan dipakai untuk 4G LTE ini, mendapat hambatan, terutama dari operator nomor satu di Indonesia, Telkomsel. Telkomsel memang adalah operator yang dituding tidak ingin 1800 MHz dibuka untuk 4G LTE karena lebih memilih 900 MHz.
Mendapat tudingan seperti, Telkomsel menjawab. Menurut Direktur Utama Telkomsel Ririek Adriansyah kala memberikan paparan di Media Gathering di Yogyakarta, Telkomsel masih optimistis pada akhir tahun 2015 proses penataan kanal bisa diselesaikan. Dikatakannya, kalau diskusi terkesan alot, hal itu karena Telkomsel berpegang pada dua hal untuk eksekusi penataan kanal di 1.800 MHz.
"Pertama, kita harus menghindarkan jaringan dan layanan bermasalah kala proses ini berlangsung. Kedua, kita tak bisa hanya bicara kecepatan, tetapi mengorbankan kualitas layanan ke pelanggan. Kedua, pemindahan kanal bertahap per wilayah dengan cara swap frekuensi tetapi disediakan kanal kosong untuk transisi (Indirect)," terang Ririek.
Diungkapkannya, dalam eksekusi penataan posisi kanal di 1.800 MHz terkesan ada kepentingan masing-masing dari para operator. "Tetapi kita harus merujuk kepada himbauan regulator yang meminta momentum penataan tidak menjadi alat kompetisi. Sebaiknya melihat benchmark di luar negeri untuk proses penataan ini, karena ini melibatkan empat operator dimana menguasai 90% pangsa pasar seluler," pungkasnya.