MAJALAH ICT – Jakarta. Pelemahan rupiah terhadap dolar, diperkirakan akan berimbas pada sektor telekomunikasi. Di tahun 1998, saat krisis ekonomi dan terjadi pelemahan rupaih sangat tajam, operator telekomunikasi saat itu pun banyak yang tertekan. Beban utang perangkat meningkat seiring perangkat yang diimport dengan menggunakan mata uang dolar. Imbas yang sama bisa juga terjadi dengan pelemahan rupiah dalam sebulan terakhir ini.
Berdasar data Riset Fitch Ratings, operator yang paling terkena dampak pelemahan rupiah adalah PT Indosat Tbk. Perusahaan yang sekitar 15% sahamnya dimilik pemerintah ini tercatat memiliki 43% utang atau sekitar 950 juta dolar AS dalam mata uang asing. Sementara, hedging yang dilakukan hanya sebesar 25% dari total utang dalam mata uang asing.
Dengan pertimbangan tersebut, Fitch memprediksi, margin operasi EBITDA Indosat dapat berkurang 100 basis poin karena biaya sewa menara juga menggunakan dolar AS. Fitch juga memproyeksikan, margin terhadap free cash flow Indosat akan menurun 50%. Sekitar 400 juta dolar AS Capex Indosat juga menggunakan denominasi dolar AS.
Meski berada dalam tekanan, Fitch yakin kemampuan Indosat membayar pinjaman masih cukup kuat. Karena itu, peringkat Indosat masih akan bertahan di BBB dengan outlook stabil. Dalam satu tahun, Indosat memiliki utang jatuh tempo 70 juta dolar AS. Sedangkan, utang jatuh tempo Indosat lain masih cukup nyaman yaitu sekitar 4,9 tahun.