MAJALAH ICT – Jakarta. Kementerian Komunikasi dan Informatika bekerja sama dengan Asosiasi Game Indonesia (AGI) kembali mengadakan Indonesia Game Developer Exchange (IGDX) 2021 untuk meningkatkan kapasitas pelaku industri gim dalam negeri agar bisa bersaing dan mengembangkan bisnis di level global atau go-global.
“Program ini merupakan upaya untuk meningkatkan kapasitas pelaku industri game dalam negeri, sekaligus mendorong industri game lokal untuk Go Global. Jadi, kita kerja sama dengan ekosistem, kita hanya fasilitator dan diharapkan nantinya pelaku game akan semakin bertumbuh dengan adanya program ini,” jelas Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian Kominfo, Semuel A. Pangerapan dalam konferensi pers virtual dari Jakarta.
Menurut Dirjen Semuel, IGDX akan melibatkan ekosistem industri gim agar bisa mendorong pengembangan kerja sama untuk peningkatan industri gim di tanah air.
“Event ini menghadirkan pelaku industri game lokal dan mancanegara. Mereka akan berbagi ilmu dan pengalaman, membangun jaringan dengan ratusan game developer di Indonesia melalui rangkaian panjang kegiatan IDGX yang digelar pada bulan Oktober sampai dengan November tahun ini,” jelasnya.
Dirjen Aptika Kementerian Kominfo menjelaskan, IDGX pernah diselenggarakan pada 2019 lalu sebagai sarana peningkatan kualitas sumber daya manusia industri game tanah air, sekaligus ruang pameran bagi karya industri gim lokal.
“Pada penyelenggaraan IGDX tahun 2019 lalu, tercatat sebanyak 66,1% peserta berasal dari kalangan profesional. Sementara peserta terbanyak kedua diisi kalangan mahasiswa sebesar 16,1%. Hal itu menandakan keberminatan terhadap IGDX berpadu antara pelaku industri dan SDM yang tertarik masuk ke dalam industri game,” jelasnya.
Menurut Dirjen Semuel IGDX juga menjadi ruang bagi perluasan jejaring yang baik bagi pihak-pihak tersebut. “Oleh karena itu, Kominfo menggandeng AGI dengan menggabungkan kegiatan secara offline dan online atau secara hybrid pada lingkup skala yang lebih besar dan rangkaian kegiatan yang lebih variatif dan inovatif,” ungkapnya.
Fasilitasi
Industri gim Indonesia mengalami pertumbuhan signifikan sejak tahun 2017. Karakteristik industri gim yang sepenuhnya digital dan tidak terikat lokasi logistik geografis menjadikan pasar gim relatif terbuka luas bahkan perusahaan gim lokal cenderung menarget pasar internasional.
Hasil penelitian yang dilakukan Kementerian Kominfo bersama LIPI menunjukkan ada peningkatan skala usaha industri gim dari tahun 2017 s.d 2019. Secara keseluruhan, di tahun 2017 terdapat 143 gim yang diproduksi dan meningkat menjadi 225 di tahun 2018 dan pada tahun 2019 terdapat 332 gim.
“Kalau kita bicara industri game ini, semakin hari semakin meningkat dan kita lihat industri di Indonesia pun dari waktu ke waktu mengalami peningkatan baik dari produsennya maupun penggunanya. Nah, penggunanya ini, di masa pandemi seperti sekarang, mengalami peningkatan sangat tajam. Jadi, kita ingin mendorong industri game ini mulai tumbuh supaya bisa memberikan potensi yang sedang tumbuh-tumbuhnya di Indonesia,” jelas Dirjen Aptika Kementerian Kominfo.
Dengan besarnya potensi industri gim, Dirjen Semuel menyatakan saat ini produsen atau publisher game dapat melihat ini sebagai sebuah kesempatan yang harus dioptimalkan ke depan. “Terbukti, dalam beberapa waktu belakangan, industri game mengalami peningkatan signifikan,” ujarnya.
Dirjen Aptika menjelaskan Kementerian Komifo akan menjadi fasilitator untuk meningkatkan pertumbuhan industri gim di Indonesia. Hal itu dilakukan dnegan cara mempertemukan antara developer dengan investor.
“Di dalam program IDGX akan dipertemukan antara developer dengan publisher. Karena masih masa pandemi Covid-19, event ini digelar secara virtual. Untuk pesertanya adalah developer yang mencari peluang kerjasama dan pengembangan bisnis baru (investasi), capacity building bagaiamana nanti dia membuat game-nya, tetapi juga diajari mengembangkan bisnisnya (business approach) pada saat bertemu dengan calon investor agar lebih confident,” paparnya.
Tiga Kegiatan
Dalam IDGX tahun 2021 terdapat tiga kegiatan utama yang diusung Kominfo, yaitu IGD Academy, IGDX Business dan IGDX Conference. IGDX Academy berisi pelatihan dari mentor yang sudah berpengalaman di industri game, baik lokal maupun asing. Pendaftaran program ini dibuka sampai 2 Agustus melalui situs www.igdx.id.
“Kita melakukan pelatihan, dan calon peserta juga akan kita ajari bagaimana mengetahui market research-nya, bagaimana mereka bisa membuat market yang luas. Game juga saat ini ada bermacam-macam bentuknya, ada yang hiburan, edukasi, dan sekarang sudah ada digunakan untuk membangun karakter,” jelas Dirjen Semuel.
Sementara dalam IGDX Business, pengembang bisa bertemu dengan penerbit (publisher) gim, studio game, pemerintah, pengembang asing sampai investor. Acara ini akan digelar secara online selama dua hari.
Terakhir, IGDX Conference berupa seminar dan lokakarya yang dilakukan secara online dan offline selama dua hari dengan pembicara berasal dari pemerintah, pelaku industri gim lokal dan internasional, investor, serta perwakilan sektor industri lainnya.
Plt. Direktur Ekonomi Digital Ditjen Aptika, I Nyoman Adhiarna mengajak para pelaku industri game lokal untuk memanfaatkan dengan baik peluang dalam ajang IGDX. “Saya berharap IDGX dapat menjadi forum industri game terbesar di Asia Tenggara,” ungkapnya.
Presiden Asosiasi Game Indonesia, Cipto Adiguno menyampaikan industri gim Indonesia berterima kasih atas inisiasi Kementerian Kominfo. “Melalui Ditjen Aptika yang terus mendorong agar program IDGX dapat terlaksana sesuai dengan target dan tujuan yang telah ditetapkan,” ujarnya.
Dengan adanya IGDX Academy, Cipto berharap terlaksana mentoring yang intensif bagi game developer di tinggkat mahir (advance) meupun level menengah (intermediate). “Agar bisa mengembangkan kemampuan mereka berkembang, terutama dalam pengembangan produk dan bisnis,” tuturnya.
Rangkaian IDGX 2021 terdiri atas lima tahapan. Pada tahap pertama yaitu sosialisasi yang telah dilangsungkan sejak 15 Juni lalu hingga tanggal 31 Juli mendatang. Selanjutnya, tahap kedua adalah registrasi online yang sudah dibuka dari 10 Juli dan akan ditutup pada 31 Juli 2021.
Di tahap ketiga, terdiri dari tiga kurasi, yaitu Kurasi I mulai 1 s.d. 3 Agustus 2021, Kurasi II digelar mulai 5 sampai 8 Agustus tahun ini, dan Kurasi III diselenggarakan di tanggal 10-11 Agustus bulan depan. Kemudian, di tahap empat akan dilaksanakan User Acquisition dari 16 hingga 28 Agustus 2021 dan akan dilaksanakan kembali pada 25 Oktober s.d. 7 November 2021. Di tahapan ini startup akan diajari mengenai mentoring yang akan dimulai dari 16 Agustus sampai 14 November 2021.
Lalu, pada tanggal 17 Agustus hingga 5 November akan dilangsungkan offline campaign dan online campaign telah dilaksanakan sejak 10 Juli sampai 30 November mendatang. Di tahap akhir, akan ada acara technical workshop, conference, dan business matchmaking 1 on 1 meeting yang direncanakan pada 20-21 November 2021.