MAJALAH ICT – Jakarta. Laboratorium konektivitas Facebook menyelesaikan uji terbang pertama yang berhasil pesawat tak berawak bernama Aquila terbang tinggi, sebagai bagian dari upaya untuk membawa internet menghbungkan semua orang di seluruh dunia. Lab telah menerbangkan seperlima versi skala pesawat bertenaga surya selama beberapa bulan, tapi ini adalah pertama kalinya pesawat diterbangkan dalam skala penuh. Namun, masih ada beberapa waktu sebelum Aquila akan benar-benar dimasukkan untuk digunakan dalam dunia nyata.
Untuk dapat terbang di atas daerah terpencil dan memberikan konektivitas sampai tiga bulan lamanya, Facebook mengatakan akan perlu untuk memecahkan rekor dunia untuk penerbangan berawak bertenaga surya, yang saat ini masih untuk dua minggu.
Hal ini akan membutuhkan kemajuan signifikan dalam sains dan teknik dari raksasa teknologi ini yang akan bekerja sama dengan operator, pemerintah dan mitra lainnya untuk menyebarkan pesawat mereka di daerah dimana yang akan paling efektif.
CEO Mark Zuckerberg mengatakan bahwa ia ingin membuat pesawat tak berawak lebih ringan, lebih hemat energi dan lebih memahami yang sebenarnya dinamika dalam penerbangan. Setelah selesai, Aquila akan dapat menjangkau daerah hingga 60 mil atau hampir 90 km untuk diamternya, yang kemudian konektivitas aka dilakukan pada ketinggian lebih dari 60.000 kaki menggunakan komunikasi laser dan sistem gelombang milimeter. Uji terbang ini dirancang untuk memverifikasi model operasional dan desain secara keseluruhan.
Facebook kini juga berencana untuk "mendorong Aquila ke serangkaian panjang tes dalam beberapa bulan dan tahun-tahun mendatang. Kegagalan diharapkan dan kadang-kadang bahkan direncanakan karena kita belajar lebih banyak ketika kita mendorong pesawat ke tepi jurang," katanya.
Pesawat ini juga dirancang "untuk menjadi hiper efisien" dan bisa terbang hingga tiga bulan pada suatu waktu. Pada kecepatan jelajah akan mengkonsumsi 5.000 watt energi, "jumlah yang sama sepertitiga pengering rambut, atau high-end microwave".