MAJALAH ICT – Jakarta. Saat dituding sebagai sumber kebocoran dalam penyadapan, dalam diskusi bertajuk ‘Generasi Muda Bangsa Menyikapi Aksi Penyadapan‘ yang digelar Kantor Kemenpora, akhir tahun lalu, menarik menyimak jawaban pihak Indosat terhadap penyadapan yang terjadi. Seperti disampaikan August B. Hulu, perwakilan Indosat, kalau dilihat dari penomoran yang dipakai Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan pejabt tinggi lain, nomornya adalah penomoran yang dipakai oleh Telkomsel, bukan Indosat.
"Apa yang disampaikan Pak Alexander Rusli, Dirut kami, mengenai nomor Presiden SBY ini ada korelasiny. National Destination Code (NDC) atau alokasi penomoran yang dipakai Presiden SBY bukan NDC yang dialokasi pada Indosat," kata August. Lalu NDC operator mana? August pun menyebutkan bahwa NDC nomor telepon SBY adalah NDC dari operator Telkomsel. "NDC nya Telkomsel. Kalau Telkomsel, mereka menggunakan jaringan group mereka sendiri, yang dalam hal ini Telkom," ungkap August.
Apa yang disampaikan Indosat, memiliki korelasi dengan apa yang baru saja diungkap kontraktor National security Agency (NSA), Edward Snowden, sebagaimana dilansir dari The Sydney Morning Herald, disampaikan bahwa berdasar dokumen 2013, didapat informasi bahwa Australian Signals Directorate telah memiliki 1,8 juta kunci utama enkripsi yang dipakai Telkomsel untuk melindungi komunikasi pribadi, yang kemudian didekripsikan. Dengand emikian, dapat diduga keras, semua pembicaraan Presiden SBY sudah disadap.
Hanya saja, ada pernyatan lain juga dari Snowden bahwa menuruut dokumen NSA tahun 2012, ASD telah mengakses data pembicaraan secara utuh, termasuk juga pertukaran data pejabat pemerintahan di berbagai Kementerian.