MAJALAH ICT – JAkarta. Arianespace menetapkan target baru peluncuran satelit milik PT Bank Rakyat Indonesia Tbk yaitu BRIsat, yaitu pada pada 17 Juni 2016 waktu Kourou, Guyana Prancis atau 18 Juni 2016 waktu Indonesia. Ini artinya, peluncuran satelit ditunda satu hari dari yang sebelumnya dijadwalkan pada 16 Juni waktu setempat.
Menurut CEO Arianespace, Stephane Israel, pihaknya harus memastikan semuanya aman sebelum satelit diluncurkan. "Kondisi yang terjadi saat ini memang seperti itu. Namun, kami tetap harus memastikan, agar peluncuran roket Ariane 5 dalam menjalankan misi V230, dengan membawa Brisat bersama satelit EchoStar XVIII, berjalan dengan lancar, aman dan sukses," katanya meyakinkan.
Sementara itu, Direktur Utama BRI Asmawi Syam, mengaku memahami alasan penundaan peluncuran itu, apalagi, sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh Arianespace, bahwa mereka bisa menghentikan peluncuran jika ditemukan anomali yang bisa mengganggu peluncuran. "Kami sangat memahami penundaan ini, bagi kami keamanan tetap yang utama. Kami serahkan sepenuhnya kepada Arianespace untuk melakukan yang terbaik," ujar Asmawi.
Dijelaskannya, saat ini seluruh tim sudah berada di Kourou dalam kondisi sehat dan berharap peluncuran dapat berjalan dengan lancar. "Kami berharap, semoga misi peluncuran BRIsat pada 17 Juni 2016 bisa berjalan dengan sukses," ujar Asmawi.
Sebelumnya dijadwalkan, BRISat bersama EchoStar 18 baru akan diluncurkan pada 16 Juni 2016 pukul 17.30-18.30 Guiana Prancis, atau pada pukul 00:30 – 01:30 tanggal 17 Juni waktu Indonesia. Penundaan terjadi karena terdapat anomali pada satu fluid connector pada roket peluncur. Adapun fluid connector roket peluncur yang sebelumnya dikabarkan bermasalah telah diganti dan bisa dioperasikan. Sementara roket EchoStar XVIII dan BRISat sendiri tetap dalam status stand-by dan dijaga dalam kondisi aman. Namun ternyata, peluncuran kembali ditunda satu hari sehingga menjadi 17 Juni atau 18 Juni dinihari waktu Indonesia.