MAJALAH ICT – Jakarta. F5 WebSafe Security Solutions menemukan varian terbaru dari malware perbankan canggih yang dideteksi aktif dan menargetkan institusi perbankan di Indonesia. Malware tersebut tidak menyerang institusi keuangan secara langsung, tetapi fokus menargetkan konsumen atau pengguna layanan perbankan melalui internet.
Varian terbaru dari malware canggih yang pertama kali ditemukan oleh F5 Networks ini dinamakan Tinbapore. Tinbapore merupakan varian kelima dari Tinba banking Trojan yang sudah terkenal dengan rekam jejaknya dalam menyerang institusi keuangan di berbagai penjuru dunia dan membuat jutaan hingga miliaran dolar adalah bahaya.
Berdasarkan data dari F5 Global Security Operations Center, Singapura dan Indonesia menjadi target utama dari aktivitas Tinbapore di dunia. Dari keseluruhan serangan yang terjadi, sebanyak 30% dari total keseluruhan aktivitas malware ini terjadi di Singapura, sedangkan 20% menargetkan institusi dan pengguna layanan perbankan melalui internet di Indonesia.
Cara kerja Tinbapore serupa namun tidak sama dengan phishing. Phishing mengalihkan pengguna ke sebuah situs baru, namun Tinbapore mampu secara langsung memodifikasi tampilan situs web. Banyak metode yang dapat dilakukan oleh malware ini seperti menambahkan fitur baru untuk mencuri data pengguna, dan mengubah input data (seperti nomor rekening tujuan transfer uang) di dalam sistem tanpa harus mengubah tampilan data tersebut di layar. Yang membuat varian terbaru ini lebih berbahaya dari varian lainnya adalah kemampuannya untuk mampu aktif kembali walaupun Command & Control (C&C) server malware tersebut telah ditutup.
“Cara kerja Malware ini sederhana namun fatal akibatnya. Contohnya, ketika pengguna ingin mentransfer sejumlah uang ke suatu rekening tujuan, maka malware ini dapat mengubah nomor rekening tujuan dan memodifikasi tampilan di layar sehingga tampak tidak ada yang berubah. Pada akhirnya, pengguna akan menjalankan proses transfer uang tanpa curiga dan uang pun masuk ke rekening penjahat,” terang Andre Iswanto, Manager Field System Engineer, F5 Networks.
Penyebaran Tinbapore dilakukan melalui e-mail spam dan tautan yang mengarahkan pengguna menuju suatu situs web berbahaya. Ketika pengguna mengunjungi situs tersebut, malware Tinbapore akan disuntikan ke dalam sistem dan peramban (browser) web milik pengguna. Malware yang telah disuntikan tersebut hanya akan aktif jika pengguna mengakses layanan internet banking.
Menurut Andre, tidak banyak hal yang dapat dilakukan oleh pengguna untuk menanggulangi risiko ini. "Hal terpenting yang harus dilakukan oleh pengguna adalah membekali diri mereka dengan berbagai pengetahuan tentang keamanan berinternet. Namun di sisi lain, institusi perbankan-lah yang lebih berperan penting untuk memastikan keamanan pengguna layanan mereka," pungkas Andre.