Search
Jumat 14 Februari 2025
  • :
  • :

Facebook Luncurkan Versi Web dari Aplikasi Messenger

MAJALAH ICT – Jakarta. Facebook meluncurkan versi web dari aplikasi Messenger standalone-nya. Dengan demikian, pengguna chatting Messenger dapat berkomunikasi dengan teman-teman Facebook mereka melalui Messenger.com.

Layanan ini sudah tersedia untuk pengguna berbahasa Inggris dan akan meluncurkan untuk bahasa lain dalam beberapa minggu mendatang. 

Tata letak platform ini cukup sederhana, dimana chatting yang sudah agak lama diletakan di kolom sebelah kiri, dengan sisa tampilan disediakan untuk aktif chatting. Ada juga tombol untuk menambahkan pengguna, membuat panggilan audio atau video.

Bulan lalu, Facebook mulai menggelar sebuah metode pembayaran baru di AS dalam melalui utusan untuk "memberi penggunanya cara yang lebih nyaman dan aman untuk mengirim atau menerima uang antara teman-teman." Pengguna dapat menggunakan fitur pembayaran melalui ponsel, sehingga pengguna juga akan dapat melakukannya pada versi web.

"Kelebihan dari layanan messenger.com adalah menyediakan cara bagi pengguna untuk chatting tanpa gangguan dari feed berita dan aktivitas Facebook lainnya," demikian disampaikan juru bicara Facebook kepada Re/code.

CEO Facebook Mark Zuckerbeg memperkenalkan platform Messenger platform untuk dapat "membantu orang terhubung dengan lebih dari 600 juta orang yang menggunakan Messenger seperti Mereka berkomunikasi setiap hari."

Sebagaimana diketahui juga, situs jejaring sosial Facebook saat ini sedang digugat ribuan penggunanya kareana masalah pelanggaran privasi. Gugatan ini secara resmi diajukan di pengadilan Wina, Austria, dan dipimpin oleh seorang aktivis perlindungan data Max Schrems bersama sekitar 25 ribu penggunanya atas dugaan pelanggaran undang-undang privasi Eropa.

Schrems bersama pengguna lainnya makin khawatir dengan cara Facebook mengumpulkan data penggunanya, lalu didistribusikan untuk kepentingan iklan. Pihaknya juga menuduh pihak Facebook memiliki keterlibatan dengan Prism, program mata-mata milik NSA.