MAJALAH ICT – Jakarta. Sebuah penyelidikan FBI telah menemukan bahwa Korea Utara bertanggung jawab atas serangan cyber pada Sony Pictures. FBI kini telah resmi menyalahkan Korea Utara dalam peretasn Sony Pictures. FBI dalam sebuah pernyataannya mengatakan sangat prihatin tentang sifat destruktif dari serangan ini pada entitas sektor swasta dan warga biasa yang bekerja di sana, dan serangan cyber seperti ini menimbulkan salah satu bahaya keamanan nasional paling parah ke Amerika Serikat. FBI sendiri memuji Sony karena pelaporan yang cepat hack dan digambarkan sebagai ‘mitra besar’ dalam penyelidikan.
FBI memberikan tiga alasan untuk menyimpulkan bahwa Korea Utara bertanggung jawab. Menurut FBI, teknis analisis dari malware penghapusan data yang digunakan dalam serangan ini menunjukkan link ke malware lain, yang diketahui FBI bahwa Korea Utara telah mengembangkan sebelumnya. Misalnya, ada kesamaan dalam baris tertentu dari kode, algoritma enkripsi, metode penghapusan data, dan jaringan yang digunakan.
FBI juga mengamati tumpang tindih yang signifikan antara infrastruktur yang digunakan dalam serangan ini dan aktivitas dunia maya berbahaya lainnya terhadap pemerintah AS sebelumnya, dimana telah terhubung langsung ke Korea Utara. Misalnya, FBI menemukan bahwa beberapa protokol Internet (IP), alamat yang terkait dengan infrastruktur Korea Utara, sama dengan alamat IP ke malware penghapusan data yang digunakan dalam serangan ini. Secara terpisah, alat-alat yang digunakan dalam serangan SPE memiliki kemiripan dengan serangan cyber pada bulan Maret tahun lalu terhadap bank-bank Korea Selatan dan media, yang dilakukan oleh Korea Utara. Meskipun tidak disebutkan dalam laporan, link Cina diduga berasal dari hacker menggunakan server berbasis di negara ini.
"FBI telah menetapkan bahwa intrusi ke jaringan Sony Pictures terdiri dari penyebaran malware destruktif dan pencurian informasi hak milik serta informasi pribadi karyawan dan komunikasi rahasia. Serangan juga terjadi pada ribuan komputer Sony Pictures, sehingga terpaksa Sony Picture mengambil seluruh jaringan komputer secara offline-nya, dan secara signifikan terganggu operasi bisnis perusahaan. Sebagai hasil dari penyelidikan kami, dan dalam kerjasama erat dengan departemen pemerintah AS dan lembaga, FBI sekarang memiliki informasi yang cukup untuk menyimpulkan bahwa pemerintah Korea Utara bertanggung jawab atas tindakan tersebut," demikian pernyataan FBI.
FBI sendiri siap membantu setiap perusahaan AS yang merupakan korban serangan cyber yang merusak atau melanggar informasi yang bersifat rahasia. Selanjutnya, FBI akan terus bekerja sama dengan beberapa departemen dan instansi serta dengan mitra sektor domestik, asing, dan swasta yang telah memainkan peran penting dalam melacak ancaman cyber lainnya ke sumber mereka. FBI akan mengidentifikasi, mengejar, dan membebankan biaya dan konsekuensi pada individu, kelompok, atau negara bangsa yang menggunakan dunia maya berarti untuk mengancam Amerika Serikat atau kepentingan AS.