MAJALAH ICT – Jakarta. Teknologi code division multiple access (CDMA) yang sebelumnya sempat ‘booming’ di 2014 ini meredup. Apalagi, teknologi CDMA yang sekarang dipakai sudah mentok dan tidak bisa bersaing dengan perkembangan teknologi lainnya. Alhasil, banyak pengguna mulai meninggalkan layanan dengan teknologi ini, terutama karena minimnya variasi dan ketersediaan handset.
Apalagi, kabarnya, vendor perangkat telekomunikasi sudah setahun terakhir tidak memproduksi CDMA lagi, artinya, operator bakal kesulitan mengembangkan jaringannya atau melakukan ekspansi ke daerah lain, belum lagi masalah ketersediaan handset yang juga sudah tidak dijual bebas selain lewat bundling.
Tanda-tanda kematian CDMA sudah terlihat sejak 2 tahun terakhir, saat operator CDMA mulai jungkir balik mempertahankan kinerja keuangannya meski pada akhirnya tetap menanggung kerugian dan utang yang besar.
Seiring dengan bisnis ini sudah tidak tumbuh, dan cenderung membawa kerugian bagi perusahaan, Telkom pun akhirnya resmi mematikan lini bisnis Flexi yang sebelumnya menjadi tumpuan harapan Telkom, selain Telkomsel yang menggelar layanan telepon seluler.
BUMN telekomunikasi itu mengaku CDMA sudah tidak membawa keuntungan bagi perseroan dan sejak awal 2013 sudah tidak melakukan investasi untuk pengembangan Flexi mengingat pertumbuhannya yang negative 15 persen. Pelanggan Flexi pun kini dimigrasi ke Telkomsel.
Tak hanya Telkom, Smart Telecom dan Smartfren juga tengah berancang-ancang untuk migrasi ke Long Term Evolution (LTE) di pita frekuensi 2,3 GHz. Wajar saja, karena di pita 1.900 MHz sudah tidak prospektif lagi dan tidak mungkin menggelar LTE TDD bersebelahan dengan LTE FDD milik operator seluler 3G.
Operator CDMA lainnya, seperti Bakrie Telecom, kondisinya lebih parah. Alih- alih membangun infrastruktur baru dan menambah jumlah pelanggan, operator tersebut justru mengurangi operasional sejumlah BTS-nya akibat diputus penyedia menara atau sebab lainnya. Pelanggannya pun terus mengalami penurunan. Bukan hanya itu, utang yang tidak mampu dibayar Bakrie Telecom membuat perseroan harus berhadapan dengan para kreditur, baik dalam dan luar negeri.
10 Fenomena ICT Indonesia 2014 lainnya:
2. Kasus IM2 Ingkrah, Semua ISP Ilegal?
3. Slot Orbit Indosat Dirampas, BRI akan Luncurkan Satelit
4. Operator Ramai-Ramai Adopsi 4G LTE
5. Harapan Besar pada Menkominfo Rudiantara
6. Maju Mundur Registrasi Pengguna Kartu PraBayar
7. TV Digital Dibuka, TV Analog Masih Jalan Terus
8. Media Sosial, Kampanye Hitam dan TrioMacan2000
9. Petinggi Facebook, Twitter dan Path Datangi Jakarta
10.Pasar masih Legit, Ramai-Ramai Bisnis E-Commerce