MAJALAH ICT – Jakarta. Dalam seminggu belakangan ini, begitu banyak informasi beredar mengenai peretasan yang terjadi di Indonesia. Beberapa orang mengatakan bahwa peretasan ini dilakukan oleh Australia sebagai buntut aksi peretasan yang dilakukan hacker Indonesia terhadap situs intelijen Australia, ASIS dan ASIO.
Tercatat beberapa situs sempat down, seperti Garuda Indonesia, Kementerian Hukum dan HAM, Kementerian Perdagangan, Situs Kepolisian RI, dan yang tak banyak terdengar adalah juga Merdeka.com. Situs berita online ini sempat down dan juga jadi bahan diskusi mengapa down dan siapa yang melakukannya.
Kementerian Komunikasi dan Informatika, sebagaimana disampaikan Kepala Informasi dan Humas Gatot S. Dewa Broto, memang mendengar adanya isu serangan yang dilakukan oleh Anonymous Australia yang ditujukan ke infrastruktur strategis milik Indonesia. Informasi ini berasal dari seseorang yang menyatakan dirinya sebagai Anonymous Australia sebagaimana yang tercantum pada http://pastebin.com/0aZY2yZf#, yang menyebutkan, bahwa telah dilakukan peretasan pada berbagai situs di Indonesia, antara lain adalah: soloairport.com, situs Garuda Indonesia Airways, situs Angkasa Pura dan situs pendidikan.
Rangkaian aktifitas peretasan ini diduga merupakan dampak dari pengakuan Snowden, bahwa Amerika Serikat dan Australia diduga kuat telah melakukan aktifitas penyadapan terhadap informasi yang dimiliki oleh sejumlah negara termasuk Indonesia. Sebelumnya tersiar kabar bahwa Anonymous dari Indonesia telah melakukan peratasan pada berbagai infrastruktur strategis milik pemerintah Australia. Informasi-informasi tersebut pada akhirnya memicu keresahan, polemik dan tanda tanya dari berbagai pihak mengenai apa yang sebenarnya terjadi.
Karena itu, kata Gatot, Kementerian Kominfo melalui Indonesia Security Incident Response Team on Internet Infrastructure / Coordination Center (Id-SIRTII/CC) terus melakukan investigasi secara cepat dan berkoordinasi dengan pihak Australia Computer Emergency Response Team (CERT-Australia) terkait dengan informasi tersebut dan terus menjaga agar informasi ini tidak menambah ketegangan di antara masing-masing negara. "Adapun hasil investigasi sejauh ini menyatakan bahwa informasi yang beredar tersebut tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya," tegas Gatot.
Dari berbagai informasi yang Majalah ICT himpun, ada beberapa sebab bahwa situs-situs down. Seperti Garuda Indonesia, yang sebenarnya disebutkan dalam masa pemeliharaan sehingga memang dimatikan, situs Barekrim Polri yang memang sudah lama mati karena beberapa kali diretas hacker tapi tak terkait dengan Australia. Yang menarik adalah cerita soal Merdeka.com yang sempat tidak bisa diakses pada 14 Nopember rlalu.
Dari mention di Twitter yang disampaikan pembaca Majalah ICT, didapat informasi adanya dugaan hacker dalam negeri bermain dan memperkeruh suasana, sebagaimana dapat dilihat dari laman http://pastebin.com/VCdA5gM1. Dari lama ini selain screen shot percakapan beberapa orang, ada juga tulisan yang menyebutkan adanya potnesi hacke rlokal ‘bermain’.
"Berdasarkan bukti valid dan fakta yg jelas, orang2 inilah dari kelompok2 yang memanfaatkan situasi demi kepentingan mereka sendiri dengan melakukan serangan2 pada situs2 indonesia kemudian mengkambing hitamkan anonymus australia. skenario pertama sangat sukses dengan membuat situs merdeka.com down untuk beberapa jam. setelah itu dengan serangkaian skenario yang halus, dilancarkanlah serangan2 ke situs yang lebih besar dan hasilnya situs meskapai penerbangan garuda indonesia down juga beberapa situs lainnya. hal ini mereka lakukan untuk mengambil "keuntungan" dari situasi yang memanas antara hacker2 indonesia vs hacker2 australia. Mereka yang tergabung dalam kelompok ini adalah orang2 yang paham benar bagaimana memanfaatkan situasi, berbekal dari pengalaman yang panjang karena notabene mereka juga adalah mantan2 hacker maka tidak begitu sulit bagi mereka untuk lakukan serangan ditunjang pekerjaan mereka yang rata2 berkecimpung sebagai admin ISP. sungguh ironis, oportunity untuk sebuah nafsu pribadi yang ingin tampil eksis dan haus akan pengakuan sehingga digunakanlah cara2 seperti diatas," tulis laman tersebut.