MAJALAH ICT – Jakarta. Google sedang mengerjakan proyek yang bertujuan untuk menggunakan teknologi kecerdasan buatan (AI) dalam memprediksi lokasi gempa susulan. Teknologi ini masih prematur saat ini, tetapi ini bisa menjadi bantuan besar bagi banyak orang di masa depan.
Seorang ilmuwan dari Google Inc. mengungkapkan Selasa bahwa Google sedang mengembangkan teknologi yang memanfaatkan pembelajaran mesin untuk membuat perkiraan gempa susulan. Perusahaan memulai proyek setelah menyadari perlunya menemukan gempa susulan sehingga upaya pemulihan dapat dilakukan secara efisien mengikuti kejutan utama.
“Kami menerapkan algoritma pembelajaran mesin untuk menganalisa database gempa bumi dari seluruh dunia untuk mencoba memprediksi di mana susulan susulan mungkin terjadi,” Martin Wattenberg, ilmuwan peneliti staf senior di Google People + AI Research (PAIR) inisiatif.
Wattenberg saat ini bekerja sama dengan para peneliti Universitas Harvard dalam mengembangkan teknologi yang dapat memprediksi di mana gempa susulan mungkin terjadi. Menurut para ilmuwan, sistem yang mereka peroleh sejauh ini memiliki tingkat presisi enam persen, yang lebih baik dari tiga persen sebelumnya.
Korea Herald telah belajar bahwa sistem jaringan saraf yang digunakan oleh para peneliti dilatih pada lebih dari 131.000 data gempa bumi. Menariknya, ini sudah mampu memprediksi lokasi susulan susulan dalam kumpulan data uji independen lebih dari 30.000 gempa bumi lebih akurat daripada metode Coulomb.
“Itu masih presisi rendah. itu tidak cukup akurat untuk penggunaan praktis tetapi ini adalah langkah pertama yang mengasyikkan, ”kata Wattenberg. “Ini adalah peningkatan nyata, tetapi harus jelas, belum cukup kuat untuk penggunaan praktis.”
Meskipun masih ada jalan panjang sebelum teknologi menjadi cukup akurat dalam menemukan gempa susulan, ilmuwan Google optimis bahwa suatu hari bisa bermanfaat dalam operasi darurat dan penyelamatan, serta dalam rencana evakuasi.