MAJALAH ICT – Jakarta. Sesuai dengan dugaan, proses merger XL Axiata dan AXIS Telekom Indonesia yang akan segera memasuki babak akhir, menjadi kian memanas. Bahkan Menko Perekonomian Hatta Rajasa merasa perlu mendukung pihak yang merasa terancam dengan merger tersebut.
Hatta terang-terangan mendukung Telkomsel agar frekuensi yang sekarang dipegang AXIS, jika merger tidak diberikan pada XL, melainkan pada Telkomsel, pemain incumbent. Menurutnya, tak bisa serta merta dipindahtangankan kepada pihak lain, walau operator seluler itu akan berganti kepemilikan.
"Frekuensi itu sumber daya terbatas. Atas alasan tersebut, baik itu sudah tidak dikomersialkan atau dikomersialkan, maka dia tidak bisa atas dirinya sendiri memindahkan frekuensinya, namun harus dikembalikan ke pemerintah. Otoritas telelekomunikasi yang kemudian mengaturnya kembali," tandas lelaki yang juga Ketua Umum Partai amanat Nasional (PAN) ini.
Untuk itu, tambah Hatta, diharapkan agar semua pihak untuk tidak punya tafsir sendiri-sendiri terhadap aset negara yang kini jumlahnya kian menipis. "Mari kita jaga aset strategis tetap sebagai milik negara atau pemerintah harus punya kewenangan mengaturnya," katanya. Lalu untuk siapa frekuensi tersebut diberikan? Hatta menjawab, "Kita punya `incumbent`, itu penting bagaimana nantinya sebagai pemasukan negara dan ada kepentingan nasional juga," tegasnya.
Menurut Hatta, jika jika alokasi frekuensi milik asing ternyata lebih besar dari Telkomsel, nantinya bakal dipertanyakan oleh masyarakat. "Ada sisi kepentingan nasional yang perlu dijaga. Ada asas kepatuhan dan keadilan," pungkasnya.
