MAJALAH ICT – Jakarta. PT Huawei Tech Indonesia kini telah resmi memiliki saham di PT Bakrie Telecom Tbk (BTEL). Huawei merupakan perusahaan multinasional asal Tiongkok yang bergerak dalam bidang penyediaan jaringan, peralatan dan jasa telekomunikasi yang berpusat di Shenzhen, China.
Masuknya Huawei ke BTEL ditandai dengan penerbitan saham baru atau rights issue tanpa HMETD sebanyak 6,189 miliar lembar saham (16,83%) pada harga pelaksanaan Rp.200 per lembar yang dilakukan oleh Huawei. “Dengan demikian, saham Bakrie Telecom yang dimiliki oleh Huawei tersebut telah dicatatkan di Bursa Efek Indonesia,” kata manajemen dalam keterbukaan informasi BEI, Rabu (15/3).
Masuknya Huawei sebenarnya telah diketahui sejak Pengadilan Niaga Jakarta Pusat memutuskan proposal perdamaian (homologasi) yang diajukan PT Bakrie Telecom (BTEL) dalam proses Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) pada 8 Desember 2012. Sebanyak 94,5% kreditor Bakrie Telecom menyetujui skema pembayaran utang yang diajukan perseroan. Perseroan bakal melunasi utang dalam waktu 18 bulan setelah pengesahan homologasi.
Dari para krediturnya, Huawei Tech Investment Co Ltd,. PT Solusi Tunas Pratama Tbk., dan PT Profesional Telekomunikasi Indonesia (Protelindo) dapat memperoleh saham tersebut menyusul diterimanya proposal perdamaian dalam rangka pelunasan utang Bakrie Telecom melalui skema obligasi wajib konversi (mandatory convertible bond-A/MCB-A). Bakrie Telecom memiliki utang sebesar 145 juta dolar kepada Huawei. Sedangkan utang kepada STP dan Protelindo masing-masing sebesar Rp 1 triliun.
Nasib BTEL sendiri kini telah berubah dari sebagai penyelenggara jaringan telekomunikasi menjaid penyelenggara jasa telekomunikasi dimana frekuensi yang dialokasikan ke BTEL dilimpahkan ke PT Smartfren. BTEL sendiri sebelumnya dikenal dengan produknya Esia, yang memiliki ijin penyelenggaraan jaringan Fixed Wireless Access (FWA).