MAJALAH ICT – Jakarta. Direktur Jenderal Penyelenggaraan Pos dan Informatika Kementerian Kominfo Ahmad M. Ramli mengatakan bahwa The 5th Indonesia – Japan ICT Joint Working Group merupakan tindak lanjut dari memorandum of cooperation yang ditandatangani Menteri tahun 2015. Ahmad mengatakan, “Ada beberapa yang dikerjasamakan termasuk penyiaran terkait dengan penyebaran-penyebaran penyiaran sampai ke daerah” jelasnya hadir pada acara The 5th Indonesia – Japan ICT Joint Working Group di Hotel Indonesia Kempinski, Jakarta (2/5/2017).
Selain ICT Joint Working Group, dilakukan juga acara penandatanganan Minutes of Meeting. “Kalau tandatangan ini adalah Minutes of Meeting yang isinya apa saja yang sudah kita lakukan dan apa yang akan kita lakukan ke depan” jelas Ahmad. “Yang kita lakukan ke depan termasuk melakukan feasibility studies project ini ke depan seperti apa” tambahnya. Menurutnya, feasibility studies akan diterapkan untuk kota-kota yang paling memerlukan. “Feasibility studies yang dilakukan terkait dengan penyiaran, one seg tv, dan TIK secara lebih luas seperti monitoring untuk kebencanaan,” tambahnya.
Lebih lanjut Ahmad menjelaskan mengenai kerjasama terkait penyiaran. “Kerjasama terkait penyiaran lebih kepada infrastruktur karena banyak daerah yang tidak terjangkau siaran karena hambatan” jelasnya. Ahmad mengatakan yang dibangun adalah infrastrukturnya. “Yang kita bangun infrastruktur yang mereka katakan sebagai one seg tv” katanya. “Dengan cara ini kita akan lakukan lagi evaluasi. Teknologi yang ditawarkan Jepang adalah bagaimana dengan one seg tv itu bisa masuk ke daerah-daerah yang remote, jauh, dan tidak ada listrik” jelasnya. “Kita sudah lakukan di Biak. Total yang sudah dibangun adalah sebanyak di delapan daerah,” jelasnya.
“Sebetulnya mereka sudah uji coba seperti one seg tv di daerah-daerah remote, daerah-daerah pinggiran tidak terjangkau dengan signal. Selama ini mereka sudah lakukan kerjasamanya dan uji cobanya cukup baik. Berikutnya kita akan evaluasi uji coba itu apa bisa diterapkan di kita dengan skema-skema bantuan Jepang ke Indonesia,” katanya.
Ahmad mengatakan bahwa yang dibicarakan dengan Jepang adalah skema kerjasama yang akan dibangun. “Kita harus rely dengan teknologi yang kita bagun. Jangan sampai kita membangun teknologi kemudian tidak kompatibel dengan sistem yang mereka tawarkan,” jelasnya.