Search
Sabtu 17 Mei 2025
  • :
  • :

Indosat akan Tawarkan Obligasi Tahap III Senilai Rp. 2 Triliun

MAJALAH ICT – Jakarta. PT Indosat Tbk kembali melakukan penawaran umum berkelanjutan (PUB) obligasi I tahap III senilai Rp.2 triliun pada kuartal IV-2015. Surat utang tersebut merupakan bagian dari PUB I senilai total Rp.10 triliun, yang kini tersisa Rp.4,4 triliun.

Sebelumnya penawaran ini, Indosat telah melaksanakan PUB I tahap I senilai Rp.2,5 triliun pada Desember 2014. Surat utang tersebut terdiri atas obligasi konvensional sebesar Rp.2,31 triliun dan sukuk Rp 190 miliar. Perseroan kemudian menggelar PUB I tahap II senilai Rp.3,1 triliun pada Mei 2015. PUB I tahap II tersebut terdiri atas obligasi senilai Rp 2,68 triliun dan sukuk ijarah sebesar Rp.416 miliar.

Perseroan akan menggunakan sebagian besar dana hasil PUB I tahap III untuk pembiayaan kembali (refinancing) utang. Pada Juli 2015, Indosat akan melakukan refinance utang minimal senilai 650 juta dolar AS. "Sebenarnya nilai penerbitan selanjutnya masih tergantung kondisi pasar, tapi kemungkinan sekitar Rp 2 triliun. Sisa obligasi akan kembali diterbitkan pada tahun depan,"demikian diungkap Direktur Keuangan Indosat Stefan Carlsson di Jakarta.

Indosat sendiri memiliki utang guaranteed notes setara 70% dari total utang jatuh tempo selama 12 bulan ke depan yang hampir nilainya mencapai Rp.12 triliun. Hingga Maret 2016, Indosat memiliki utang jatuh tempo yang terdiri atas Rp.2,22 triliun dan 719,2 juta dolar AS. Dijelaskan Stefan, proses refinancing surat utang tersebut akan dilakukan dalam dua tahap. Pertama, perseroan bakal membeli kembali sebagian guaranted notes dengan fasilitas pinjaman revolving berjangka senilai 500 juta dolar AS.

Setelah itu, katanya, Indosat akan melunasi fasilitas pinjaman revolving dengan dana penerbitan obligasi yang menggunakan denominasi rupiah secara bertahap. Cara ini dilakukan, katanya, agar dapat mengurangi porsi utang dolar AS. "Pada akhir tahun, kami harap porsi utang dolar bisa menyusut menjadi 20% dan utang rupiah 80% dari saat ini yang sebesar 50%," pungkasnya.