MAJALAH ICT – Jakarta. Untuk menekan dampak fluktuasi pergerakan nilai rupiah terhadap dolar AS, Indosat Ooredoo berharap bisa memangkas utang dalam dolar AS. Jika pada tahun lalu Indosat Ooredoo memangkas utang hingga 24%, maka tahun ini ditargetkan utang terpangkas sekitar 20%.
Demikian disampaikan Sekretaris Perusahaan Indosat Ooredoo, Harsya Denny Suryo di Jakarta. "Tahun sebelumnya pernah 50 persen, tahun lalu 24 persen dan kita harapkan arah tahun ini 20 persen," ungkap Harsya. Selain itu, perseroan menghendaki agar nilai tukar dapat berkisar di level Rp12.500-Rp.13.000 per dolar AS-nya.
Harapan ini tentunya berkorelasi sebagai akibat rugi kurs yang harus ditanggung Indosat Ooredoo. Berdasar laporan keuangan Indosat, rugi kurs yang mencapai Rp2,33 triliun membuat perseroan menderita kerugian sebesar Rp.1,22 triliun.
Namun, angka rugi bersih tersebut turun 15,6 persen dibandingkan tahun lalu pada periode serupa Rp.1,33 triliun. Sementara itu, total utang Indosat mencapai Rp.22,67 triliun, yang artinya naik 5 persen dibanding periode yang sama tahun 2015 lalu, yang sebesar Rp.21,27 triliun.