Search
Rabu 14 Mei 2025
  • :
  • :

Ini Hasil Survei Ekosistem DNA dan Awareness Mastel dan APJII

MAJALAH ICT – Jakarta. Masyarakat Telematika Indonesia (MASTEL) dan Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) melaporkan hasil Survey Ekosistem DNA (Device, Network & Application) dan Awareness yang dilakukan kepada para Netizen pada rentang 20 Oktober s/d 20 November 2016 yang lalu. Survey diikuti oleh 1.020 orang responden yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia dengan komposisi 82% berumur 19-36 tahun, 15% berumur kurang dari 19 tahun dan 3% berumur diatas 37 tahun.

Beberapa hasil yang didapat seperti 93% responden menyatakan dirinya memakai Ponsel Buatan Luar Negeri dan hanya 19% Responden yang menggunakan Ponsel berbasis IOS. OS Android mendominasi jenis operating system yang digunakan responden yaitu sebanyak 79%. Kemudian, 62% Responden menyatakan spesifikasi teknis sebagai pertimbangan utama mereka dalam memilih smartphone. 59% Responden menyatakan karena fitur, dan 31% karena harga murah. Namun 54% responden menyatakan bersedia menggunakan ponsel dalam negeri sebagai ponsel utama, dengan catatan ponsel dalam negeri yang ditawarkan memenuhi kriteria yang mereka inginkan.

Sebanyak 55,4% Responden menyatakan waktu yang mereka berikan untuk mengakses internet di atas 6 jam sehari. Hanya 10,6% responden yang menyatakan intensitas mengakses internetnya dengan periode penggunaan satu jam sekali. Walau 66,5% Responden sangat menyukai koneksi internet menggunakan wifi dengan alasan kecepatan sebanyak 61%, namun 54% Responden menyatakan paling sering mengakses internet melalui jaringan seluler.

Kategori Aplikasi Mobile yang digunakan responden yaitu 95,1% sosial media, 73,7% aplikasi messenger, 64,8% navigasi/peta, 61,1% e-commerce dan 43,4% untuk pesan tiket. 82,6% responden memilih Instagram sebagai aplikasi sosial media yang paling sering digunakan. Facebook berada di urutan kedua dengan angka 66,5% dan Path 49,6%.

Sementara itu, aplikasi Messenger yang paling sering digunakan responden berturut-turut Line (90,5%), Whatsapp (79,3%) dan BBM
(33,1%). Aplikasi lokal yang dipilih sebagai aplikasi yang paling sering digunakan terdapat di kategori Aplikasi Pemesanan
Transportasi Motor (Gojek 86,3%), untuk kategori pemesanan kamar hotel sebanyak 77,5% dan pemesanan tiket
sebanyak 73,6% dimenangkan oleh Traveloka.

Dalam Kategori E-Commerce Tokopedia memperoleh 50,7%, Lazada yang sekarang dimiliki Alibaba memperoleh 46,7%, dan Buka Lapak yang baru saja berulang tahun ke-7 memperoleh 39,7%. Kategori Aplikasi Navigasi yang paling banyak digunakan adalah Google Maps (91,6%), meninggalkan Waze yang hanya digunakan oleh 41,4% responden. Walau demikian, untuk kategori aplikasi navigasi ini tidak ada satupun yang merupakan buatan dalam negeri.

Tanggapan responden apabila ada aplikasi lokal yang dapat memenuhi kebutuhan mereka sehari-hari sebagaimana
yang sudah mereka dapatkan dari aplikasi global, sebanyak 98% Responden menyatakan minatnya menggunakan aplikasi dalam negeri. Awareness terhadap privasi dan data pribadi dari responden, yang didominasi generasi milenial, sudah cukup baik. Karena sebanyak 92% responden menyadari apabila fitur lokasi pada ponsel sedang dalam kondisi aktif dan 55% responden hanya mengaktifkan fitur update lokasi bila diperlukan.

Walau 95% mengetahui cara menonaktifkan fitur lokasi pada ponsel dan 88% responden mengetahui jejak perjalanan akan terekam pada server aplikasi apabila fitur lokasi diaktifkan, tetap saja 87% menyatakan siap menerima potensi terganggunya privasi sebagai konsekuensi karena data pribadinya sudah tersimpan di dalam aplikasi. Namun 79% responden dengan tegas menyatakan keberatan apabila informasi pribadinya diperdagangkan kepada pihak lain tanpa sepengetahuan dirinya. 98% responden menghendaki adanya perlindungan atas data pribadi di internet dan setuju bila pemerintah mengatur perlindungan atas privasi dan data pribadi.

Ketua Umum MASTEL Kristiono mengakui tidak menyangka sebagian besar responden menjawab berminat menggunakan ponsel dan aplikasi dalam negeri. “Ini hal yang bagus, tandanya masih ada keinginan untuk kemandirian produk-produk digital”, ungkap Kristiono. Menyoroti perihal digital awareness, Kristiono menilai perlindungan atas privasi dan data pribadi warga negara di internet merupakan salah satu aspek yang perlu ditegakkan. “Hampir seluruh responden menjawab setuju bila pemerintah mengatur hal tersebut”, tutup Kristiono.

Ketua Umum APJII Jamalul Izza, menyampaikan, “Survey ini merupakan kelanjutan dari Survey APJII 2016, namun dengan fokus yang lebih mendalam pada penggunaan gadget serta hal lain terkait seperti misalnya aplikasi yang digunakan”. “Hasil survey menunjukan bahwa masyarakat sangat supportif terhadap produk digital buatan lokal sehingga langkah APJII dan Mastel menginisiasi Koperasi Digital Indonesia Mandiri (Digicoop) sangatlah tepat untuk memaksimalkan pengembangan & penggunaan smartphone dan aplikasi lokal,” lanjut Jamalul Izza.