MAJALAH ICT – Jakarta. Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Pusat menyelenggarakan diskusi publik dengan tema Optimalisasi Fungsi Media di Era Disrupsi dalam Menumbuhkan Ekonomi Masyarakat di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur.
Ketua KPI Pusat, Yuliandre Darwis, dalam sambutannya di awal acara mengatakan, kegiatan dialog publik ini merupakan program KPI Pusat untuk berkomunikasi dengan masyarakat di sejumlah daerah.
“Diskusi publik ini bagian dari upaya kami untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman masyarakat terhadap disrupsi yang terjadi di industri media. Kami berharap masyarakat dapat berjalan beriringan dengan revolusi industri yang terjadi sekarang,” jelasnya di Hotel Ketapang Indah Banyuwangi.
Sementara itu, Wakil Bupati Banyuwangi, Yusuf Widiatmoko mengapresiasi kegiatan diskusi publik oleh KPI di daerahnya. Menurutnya, kegiatan ini berdampak baik karena yang menjadi peserta adalah mahasiswa dan perwakilan media.
“Banyuwangi sedang berbenah, oleh karena itu pemerintah kabupaten sangat perlu bersinergi dengan media,” kata Yusuf saat memberikan sambutan yang sekaligus membuka acara Diskusi Publik tersebut.
Di awal diskusi, Komisioner KPI Pusat, Obsatar Sinaga menjelaskan tentang perubahan teknologi yang terjadi saat ini. Menurutnya, manusia modern akan melakukan perubahan cepat selaras dengan perubahan teknologi.
“Orang dengan kepintaran teknologi akan semakin banyak. Dulu hal ini masih maya dan sekarang nyata. Dunia maya menjadi dunia yang tidak bisa dilupakan. Media konvensional sudah berubah dengan media digital karena adara disrupsi media,” katanya.
Narasumber lain, Asisten Staf Khusus Presiden bidang Ekonomi dari Kantor Sekretariat Presiden (KSP), Fajar B. Hirawan, memaparkan tentang proses disrupsi. Menurutnya, disrupsi informasi adalah perubahan perilaku, aktivitas dan kebiasaan.
Dia juga mengutarakan tentang pentingnya penguatan karakter bangsa dan kemampuan personal warga negara dengan 5 (lima) pilar dalam menghadapi era disrupsi informasi.
Fajar mengatakan, Indonesia dapat menjadi negara dengan pertumbuhan ekonomi terbesar di dunia yakni dengan mengandalkan peluang di bidang ekonomi kreatif. “Tapi kita harus menjaga stabilitas ekonomi kita dengan menjaga stabilitas negara ini,” katanya.
Komisioner KPI Pusat, Ubaidillah, memaparkan sejumlah program KPI salah satunya yakni kegiatan survei indek kualitas program siaran TV di 12 kota. Dari survey tersebut, KPI mendapatkan hasil bahwa program yang paling disukai adalah program wisata budaya.
Menurut Ubaid, panggilan akrabnya, program acara seperti wisata budaya dapat mengangkat ekonomi masyarakat di daerah bersangkutan. “Ini pun bisa terjadi di Banyuwangi dengan mengangkat potensi wisata seperti Kawah Ijen. Potensi ini harus didorong dan masuk dalam program wisata budaya,” jelasnya.
Dalam kesempatan itu, Ubaid mengingatkan publik di Banyuwangi untuk ikut menjaga keamanan dan kenyaman kondisi pada masa Pemilu 2019. Menurutnya, jalan Pemilu jangan sampai menganggu proses ekonomi di daerah. “Proses demokrasi seperti pilpres mestinya dapat juga menarik wisatawan ke daerah dengan misalnya melihat jalan proses demokrasi yang berjalan baik dan inovatif,” jelasnya.
Usai narasumber menyampaikan materi, para peserta bertanya tentang proses peliputan dan bluring. Mereka juga menanyakan bagaimana batasan-batasan yang tidak boleh dan boleh dalam siaran.